BEI Akui Kesulitan Tangani Masalah Bakrie

VIVAnews - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakui kesulitan mengambil langkah terkait permasalahan grup Bakrie. Pembukaan penghentian sementara perdagangan (suspensi) saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) lebih karena kedua saham itu sudah lama tidak diperdagangkan.

"Suspensi dibuka karena sudah terlalu lama. Selain itu, kami berharap supaya investor bisa melihat saham tersebut," kata Direktur Pencatatan BEI Eddy Sugito di gedung bursa efek, Jakarta, Selasa, 18 November 2008.

Suzuki Luncurkan Skuter Matik Baru Rp24 Jutaan

Otoritas bursa menyuspensi saham BNBR dan ENRG pada 7 Oktober 2008, sebelum memutuskan mencabut suspensi keduanya hari ini.

Eddy mengungkapkan, pencabutan suspensi juga dilakukan karena perseroan telah melakukan paparan publik pada Senin, 17 November 2008. Hal itu merupakan apresiasi bursa terhadap itikad baik Bakrie untuk memberi informasi kepada publik.

Meski demikian, dia menyayangkan paparan publik tidak menjelaskan secara detail bagaimana proforma PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pascatransaksi penjualan saham Bakrie & Brothers. Padahal, proforma itu merupakan satu hal yang penting.

Eddy mengakui, pihaknya sudah meminta manajemen untuk memberi penjelasan tersebut. "Tiap hari kami sudah 'kejar-kejaran' dengan mereka," jelas dia.

Dia menambahkan, pihaknya sebagai regulator bertugas untuk melindungi investor serta emiten. Walaupun demikian, BEI telah berupaya maksimal untuk menangani persoalan Bakrie itu.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.

Rasio Utang Pemerintah 2025 Ditargetkan Naik Jadi 40 Persen, Kemenkeu Buka Suara

Rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2025 ditargetkan naik di kisaran 40 persen.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024