Pertamina Tak Ingin Mayoritas di Arru

VIVAnews - PT Pertamina (Persero) menyatakan tidak ingin menjadi pengendali dalam konsorsium PT Arru Mega Energie, perusahaan pembuat dimetil eter (DME). DME merupakan bahan bakar sintetis berbahan dasar batu bara.

"Pertamina hanya akan mengambil 10 persen dalam konsorsium itu," ujar Wakil Direktur Utama Pertamina Iin Arifin Takhyan, di Jakarta, Rabu 19 November 2008. Namun, Pertamina sudah menyatakan sanggup atas pembelian hasil produksi DME konsorsium itu.

Presiden Direktur Arru Mega Energi Christoforus Richard mengatakan, konsorsium telah mendapat kesanggupan dari PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) yang akan memasok kebutuhan batu bara Arru.

Rencananya, pabrik DME akan dibangun pada 2010-2013 dengan investasi US$ 1,9 miliar. Dana itu 30 persen berasal dari modal peserta konsorsium, dan sisanya pinjaman perbankan. "Kami sudah mendapat komitmen dari 4-5 bank asal Jerman," katanya. Pembuatan DME ini akan menggunakan teknologi Lurgi.

Pembangunan pabrik akan dilakukan di Riau yang memiliki potensi DME tinggi. Di lahan ini terdapat 17 ribu ha dengan cadangan batu bara yang bisa dijadikan DME sebanyak 1,3 miliar ton. Dari besaran itu, 600 juta ton yang diperkirakan bisa digali.

Country Maneger lurgi Indonesia Komang Wirawan mengatakan, DME dalam bentuk cair harganya lebih murah 20 persen dibandingkan dengan elpiji. "Jika harga elpiji US$ 490 per ton, harga DME 80 persen dari harga itu," ujar Komang.

Kumpulan Kata-kata Inspiratif untuk Memperingati Hari Kartini
Menhub Budi Karya Sumadi.

Pergerakan Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Menhub Budi Beberkan Catatan dari Jokowi

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi resmi menutup Posko Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2024. 242 juta pemudik pun bergerak pada momen tersebut.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024