Krisis Ekonomi Global

Pengangguran di Cina Meningkat

VIVAnews - Industri manufaktur di Cina sedang suram. Krisis keuangan global diperkirakan akan menyebabkan lebih banyak PHK dan pengangguran, hingga paket stimulus ekonomi negara itu dicanangkan tahun depan, seperti yang dikatakan oleh Menteri SDM dan Keamanan Sosial Cina, Kamis 20 November 2008 seperti dilansir CNN, Jumat WIB.

Meski Teuku Ryan Upayakan Banyak Usaha Buat Rujuk, Ini yang Bikin Ria Ricis Mantap Cerai

Paket  stimulus itu diungkapkan awal bulan ini, dan akan menyuntikkan dana US$585 miliar untuk membangun kembali masyarakat yang terpuruk akibat gempa bumi Mei lalu. Dana itu untuk membangun rel kereta api, perumahan, bandara, jalan bebas hambatan dan membiayai proyek-proyek lain.

Cina menaruh perhatian besar atas meningkatnya pengangguran, “kata Menteri SDM Yin Weimin, dalam keterangan pers. Peningkatan ini paralel dengan meningkatnya jumlah usaha yang tutup dan pabrik yang berhenti beroperasi sehingga pekerjaan berkurang.

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia

Yin mengatakan, dalam dua bulan terakhir, banyak bisnis terutama usaha kecil, terpaksa menutup usahanya atau berhenti sementara.

Ratusan pengemudi taxi melakukan aksi mogok, Rabu 19 November 2008, di Chongqing di barat daya Cina, setelah  pemerintah membeberkan rencana untuk menambah taxi lebih banyak di daerah itu, yang akan menambah persaingan, kata koran Gansu Daily.

Gak Minta Kado, Maxime Bouttier Ngarep Quality Time Bareng Luna Maya di Hari Ulang Tahunnya

Sektor manufaktur di Cina, yang memproduksi 14 persen dari pakaian, mainan dan sepatu untuk dikirim ke AS tahun lalu, telah melambat dalam beberapa bulan terakhir ini. Perlambatan ini akibat krisis ekonomi global dan menurunnya daya beli konsumen, sehingga berkurangnya permintaan produk-produk Cina.

Faktor lain yang memberatkan manufaktur adalah meningkatnya biaya material dan ongkos buruh, karena nilai Yuan yang semakin tinggi dibanding USD, sehingga nilai ekspor Cina ke AS dan negara lain menjadi lebih mahal.

Akibat dari faktor-faktor tersebut, lebih dari 65 ribu pabrik di Cina telah bangkrut tahun ini, kata Lan Hailin, professor strategi bisnis di South China University of Technology di Guangzhou,Cina.

Permintaan dari luar negeri pun semakin sedikit, Lan pun memprediksi jumlah pabrik yang bangkrut akan semakin bertambah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya