Susu Bermelamin di AS

Kontaminasi Rendah, Tak Bahayakan Kesehatan

VIVAnews - Hasil tes laboratorium yang berhasil mendeteksi adanya kontaminasi dalam susu bayi merk terkenal produksi AS menimbulkan keprihatinan dan kebingungan.

Death Toll Rises to 140 in Moscow Terrorism Attack

Rabu 26 November 2008, kelompok konsumen nasional dan jaksa agung negara bagian Illinois yang meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk menarik kembali pernyataan mereka. Kantor federal mengatakan telah mengeluarkan informasi yang tak akurat soal bahan kimia yang ditemukan dalam produk-produk yang laris itu.

Para orang tua yang khawatir menelpon produsen susu mencari panduan soal adanya melamin dalam susu formula yang dibuat di AS.FDA menegaskan lagi bahwa makanan bayi itu aman dan orang tua bisa melanjutkan untuk memberi bayi mereka dengan produk-produk itu,karena kontaminasi yang ada sangat rendah dan tak membahayakan kesehatan.

Wajah Sering Kena Matahari Jangan Abaikan Penggunaan Moisturizer

Juga, juru bicara produsen salah satu produk makanan bayi mengkritik FDA atas rilis informasi yang tak akurat.

“Kami diserbu telepon dari pada ibu yang bingung dengan situasi ini,” kata Pete Paradossi, juru bicara Mead Johnson, satu dari tiga produsen susu formula terbesar di AS, yang terlibat dalam penemuan masalah ini.

Suzuki Siapkan 66 Bengkel Siaga Dukung Mudik Lebaran 2024

Melamin adalah bahan kimia industri, yang ditemukan dalam susu formula buatan Cina dengan konsentrasi yang besar, dan telah menjadi penyebab tewasnya tiga bayi dan 50 ribu lainnya sakit.

FDA dan para ahli lainnya mengatakan melamin mengkontaminasi susu formula buatan AS telah terjadi selama proses manufaktur, bukan dengan disengaja seperti yang terjadi dalam produksi di Cina. Para produsen berkeras bahwa produk mereka aman.

“Tingkat yang terdeteksi sangat rendah. Mereka (para orang tua) tak seharusnya mengganti diet. Bila mereka telah memberi bayi mereka dengan produk tertentu, mereka seharusnya meneruskan untuk memberi produk itu. Itu yang terbaik untuk bayi, “ kata Dr.Stephen Sundlof, Direktur Pusat Keamanan Makanan dan Aplikasi Nutrisi FDA. (AP)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya