Kepala Arsip Nasional Djoko Utomo Soal Supersemar

“Pak Harto pun Pernah Kami Tanya”

VIVAnews – Arsip Nasional menempuh berbagai upaya untuk menemukan teks asli Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Lembaga ini menerima informasi dari masyarakat.  Semua laporan itu ditelusuri tapi hasilnya nihil. Semuanya palsu.

Man Utd Krisis! Ten Hag Dihujani Kritik Pedas Ian Wright Gegara Dua Keputusan Fatal

Bukan itu saja, tim pencari arsip juga menemui sejumlah pejabat tinggi Tentara Nasional Indonesia TNI) yang dianggap tahu banyak soal keberadaan teks itu.

Tim ini misalnya, kata Kepala Arsip Nasional Djoko Utomo kepada VIVAnews, berkali-kali mewawancarai Jenderal (purn) M. Jusuf. Dia adalah salah satu jenderal yang pada tahun 1965 membawa surat itu dari Soekarno  kepada Soeharto. Jusuf meninggal 8 September 2004.

Anjing Pelacak Juga Dikerahkan Amankan Sidang Putusan Pilpres di MK, Polri Ungkap Alasannya

Tapi, kata Djoko, upaya mencari kejelasan surat itu selalu gagal. Djoko mengatakan, timnya pernah meminta bantuan Muladi yang ketika itu menjabat Menteri Sekretaris Negara, Jusuf Kalla, M. Saelan, bahkan meminta parlemen memanggil M. Jusuf.

Menurut Djoko, saksi kunci lain keberadaan surat itu adalah mantan presiden Soeharto. “Kami pun bertanya kepada Pak Harto,” kata Djoko.

Heboh Pesawat Wings Air Hilang Kontak di Flores, Manajemen Kasih Penjelasan

Tapi, sampai wafatnya Soeharto pada 27 Januari 2008, sejarah Supersemar belum terungkap. Tim Arsip nasional semakin sulit menemukan surat itu, karena para saksi kebanyakan sudah  meninggal.

Sidang Putusan Sidang Perselisihan Hasil Pemilu 2024 di MK, Anies-Muhaimin

MK Tolak Dalil AMIN soal Instruksi Pratikno ke Pj Kepala Daerah Agar Tegak Lurus ke Jokowi

MK menilai dalil pemohon dari paslon nomor urut 01 Anies-Muhaimin (Amin) terkait keterlibatan sejumlah pejabat negara,dalam pemenangan paslon 02 tidak beralasan hukum

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024