Saham CPRO dan LPKR Bergerak Tak Wajar

VIVAnews - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai harga saham saham PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) bergerak di luar kebiasaan (unusual market activity). Harga saham Central Proteinaprima turun tidak wajar, sedangkan Lippo Karawaci meningkat di luar kebiasaan.

Berdasarkan data BEI, sejak 3 November 2008, harga saham Lippo Karawaci menguat sebesar Rp 300 (49,1 persen) dari posisi Rp 610 menjadi Rp 910 pada transaksi Jumat, 28 November 2008. Sementara itu, saham Central Proteinaprima pada periode yang sama melemah Rp 28 (29,1 persen) dari level Rp 96 ke level Rp 68.

Direktur Utama BEI Erry Firmansyah dalam penjelasan keterbukaan informasi bursa di Jakarta, Senin, 1 Desember 2008 mengatakan, otoritas bursa telah meminta penjelasan kepada manajemen Lippo Karawaci pada 25 November 2008 terkait kenaikan harga saham perseroan.

Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang

Dalam penjelasannya, Direktur Lippo Karawaci Ketut B Wijaya mengatakan, pada 25 November 2008, saham Lippo Karawaci masuk daftar Morgan Stanley Capital Index (MSCI) Global Standard Indices. Sebelumnya, LPKR berada dalam daftar MSCI Global Small Indices, atau untuk saham lapis kedua.

Selain itu, perseroan tidak berencana melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat atau menjual/mengalihkan aset perusahaan yang nilainya cukup material.

Sementara itu, manajemen Central Proteinaprima dalam keterbukaan informasi bursa 26 November 2008 mengatakan, perseroan akan melanjutkan rencana penawaran umum terbatas melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Penawaran umum terbatas (rights issue) itu untuk menciptakan struktur permodalan yang kuat, sehingga perseroan terhindar dari cedera janji (default).

Sekretaris Perusahaan CP Prima Hendrik Silalahi dalam penjelasan keterbukaan infromasi bursa itu mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS menyebabkan kewajiban perseroan yang terdiri atas utang obligasi, modal kerja, dan subordinasi dalam mata uang dolar AS akan meningkat bila dijabarkan dalam rupiah. Perseroan berpotensi cedera janji terhadap perjanjian kredit utang tersebut yang memiliki rasio utang atas modal.

"Untuk mengantisipasi agar perseroan taat atas perjanjian kredit, perseroan akan mengonversi utang subordinasi menjadi ekuitas melalui proses penawaran umum terbatas," kata Hendrik dalam keterbukaan informasi itu.

Sehubungan dengan terjadinya pergerakan harga yang di luar kebiasaan itu, BEI meminta investor mencermati penjelasan dan kinerja perseroan yang disampaikan dalam keterbukaan informasi bursa. Otoritas bursa juga menyarankan investor untuk mengkaji kembali rencana aksi korporasi perseroan, bila hal itu belum mendapat persetujuan pemegang saham.

Edukasi Media Center Haji 1445 H/2024

Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

Mulai persiapan penyelenggaraan ibadah haji, tata cara, hingga kesehatan serta keselamatan selama di Tanah Suci dapat disebarkan secara luas dan cepat melalui media.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024