Ingin Seperti Ronaldinho dan Ponaryo

VIVAnews - Menjadi pemain sepakbola terkenal sudah menjadi cita-cita dari banyak anak-anak di Indonesia. Seringnya mereka melihat tayangan pertandingan-pertandingan level dunia telah memberikan gambaran kalau menjadi pemain sepakbola ngetop bisa sangat meyakinkan.

“Ronaldo, Wayne Rooney ataupun Leo Messi dan Ronaldinho saja punya gaji miliran rupiah tiap pekan. Saya pun harus bisa seperti mereka.” Itulah yang mungkin ada di benak anak-anak tadi. Salah satunya adalah Bryan Agung.

Suatu sore di lapangan sepakbola ABC yang terletak di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, matahari pukul tiga  masih bersinar  terik. Namun panasnya tak mengganggu aktivitas Bryan dan beberapa temannya yang berada di lapangan.

Bryan adalah salah seorang anggota klub Akademi Sepak Bola Inti Olah Prima (Asiop) APACINTI. Klub ini didirikan 28 September 2007 oleh sejumlah veteran bintang tim nasional 1970-1980-an, seperti almarhum Ronny Pattinasarani, almarhum Iswadi Idris, Risdianto dan Bob Hippy.

Peluh sudah membasahi tubuh bocah 12 tahun itu. Dengan sigap dia menyambar botol air mineral yang terletak di dekat tumpukan tas. Tanpa berlama-lama, siswa kelas II SMP 87 Pondok Pinang, itu langsung menenggak minuman yang ada di dalam botol tersebut. 

"Hari ini latihan tak lama kok. Jam empat sudah kelar," kata Bryan.

 Tiga kali seminggu Bryan datang ke lapangan ABC, yakni Senin, Rabu, dan Jumat. Dia berlatih sepakbola bersama bocah-bocah lainnya yang tergabung di ASIOP Apacinti U-12 dari pukul 15.00 -17.00 WIB. Selama 2 jam mereka melahap berbagai sesi latihan yang disodorkan oleh sang pelatih.

Kegiatan ini sudah dilakoninya sejak 9 tahun lalu. Setiap bulan Bryan membayar Rp100 ribu sebagai iuran kepada klub. "Pertama kali masuk di sini, saya masih SD (Sekolah Dasar)," kata Bryan saat ditemui usai latihan.  

Sekarang ia sudah mahir mengolah bola. Sebagai seorang gelandang bertahan, beberapa kompetisi juga dilakoni Bryan. Belakangan dia memperkuat tim DKI Jakarta tampil di kejuaraan Danone U-12 2008. Sayang, timnya memilih mundur di babak semifinal. DKI memilih tak melanjutkan pertandingan karena menganggap sebagian tim-tim luar Jawa telah melakukan pencurian umur. 

Meski harus mengorbankan waktu bermainnya, Bryan mengaku senang dengan aktivitasnya bersama ASIOP. Maklum, sama halnya dengan bocah lain yang ada di ASIOP, Bryan juga menyimpan mimpi ingin jadi pemain sepakbola terkenal. 

Ronaldinho (gelandang AC Milan) dan Ponaryo Astaman (gelandang Timnas) menjadi pemain idola Bryan. Menurutnya, selain punya kepiawaian dalam mengolah si kulit bundar, kedua pemain itu juga sudah terkenal. "Saya juga ingin seperti mereka. Terkenal, duitnya banyak," kata Bryan. 

Orangtua pun Mendukung
 Tekad Bryan untuk menjadi pemain sepkabola terkenal tak bertepuk sebelah tangan. Kedua orangtuanya memberikan dukungan penuh terhadap cita-cita anak kedua dari empat bersaudara itu. Setiap hari pasangan Suryadi (42) dan Sri Agung bergantian menemani Bryan di pinggir lapangan.

 "Tak jarang kalau ada waktu, saya dan bapaknya hadir juga di lapangan," kata Sri Agung, ibu Bryan. 

Suryadi (42) merupakan salah seorang teknisi di salah satu kafe di Menteng. Sedangkan Sri hanyalah ibu rumah tangga.

Menurut Sri, Bryan punya potensi untuk menjadi pemain sepkabola terkenal. Selain memiliki postur tubuh yang ideal, keterampilan Bryan juga terus berkembang. Karena itu, Sri tak takut bila suatu saat Bryan harus meninggalkan sekolahnya demi sepakbola.

"Saat ini gaji pemain sepakbola profesional cukup besar. Jangankan yang di luar negeri, yang di dalam negeri saja sudah lumayan besar. Tapi saya sih berharap sekolah dan sepakbola bisa jalan bersamaan," katanya. 

Di Indonesia, untuk kelas anggota tim nasional, sudah biasa seorang pemain punya kontrak di atas Rp 100 juta/musim. Jauh lebih tinggi dari penghasilan sarjana yang baru lulus universitas yang berada di kisaran Rp 2 juta hingga Rp 3 juta/bulan. Semoga sukses, Bryan!

Sekjen Golkar Tegaskan Munas Tak Bisa Dimajukan Sebelum Desember 2024
Kawasan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)

Lippo Karawaci Cetak Pendapatan Rp 17 Triliun di 2023, Kantongi Laba Bersih Rp 50 Miliar

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 15 persen year on year (YoY) menjadi Rp17 triliun pada 2023.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024