Dana Bailout AS

Gedung Putih Siapkan Pinjaman US$15 Miliar

VIVAnews - Gedung Putih dan kongres partai Demokrat Amerika Serikat (AS) akan bekerja sama dalam penyediaan pinjaman sebesar US$15 miliar untuk mencegah runtuhnya industri otomotif AS yang saat ini sedang krisis dari kerugian terbesar.

Hal itu disampaikan juru bicara Gedung Putih, Nancy Pelosi setelah mendapatkan sinyal positif dari Presiden George W Bush.

Menurut Pelosi, Gedung Putih akan mempertimbangkan pembuatan undang-undang pada pekan depan untuk mensahkan kucuran pinjaman jangka pendek atau bantuan terbatas bagi industri otomotif AS yang saat ini mengalami restrukturisasi besar-besaran.

Dalam pernyataannya, dia mengatakan, anggota kongres akan bersikeras bahwa undang-undang tersebut harus termasuk untuk melakukan pengawasan ketat dan berlanjut demi menjamin perlindungan wajib pajak dan sumber daya yang terarah sebagai kelangsungan hidup dan daya saing jangka panjang dari industri itu. "Dewan juga dijadwalkan untuk bersidang pada pekan depan," jelas Pelosi.

Pelosi menambahkan, perundang-undangan yang sedang disusun akhir pekan ini akan berlaku sebagai penolong bagi General Motors Corp. Ford Motor Co., dan Chrysler LLC, sekaligus memenuhi permintaan dari sejumlah pembuat perundangan yang telah skeptis terhadap kongres.  
  
Sejumlah pejabat dari kedua pihak mengatakan, kunci terobosan dana talangan (bailout) tersebut muncul ketika Pelosi tunduk pada permintaan Bush untuk mengucurkan bantuan dari pencadangan dana dalam memproduksi kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

Anggota kongres dari partai Demokrat asal California mengatakan, Kepala Staf Gedung Putih Josh Bolten selama hari itu memberikan sinyal bahwa akan adanya perubahan pencadangan dana.

Pelosi juga mengakui, miliaran dolar telah disiapkan untuk memperbaharui rencana pengembangan kendaraan ramah lingkungan dan akan dikucurkan dalam minggu ini.

Harapan Prabowo Jelang Penetapan Presiden-Wakil Presiden Terpilih 2024 di KPU

Sedangkan Demokrat menginginkan dana itu dikeluarkan termasuk dalam pendanaan untuk pemulihan ekonomi yang akan disusun dan ditanda tangani oleh Presiden terpilih Barack Obama setelah resmi berkantor di Gedung Putih.

Sebelumnya, para bos tiga perusahaan otomotif terkemuka mengaku bersalah dan menyesal kepada para anggota Senat di gedung Kongres, Capitol Hill, Washington DC, Kamis malam 4 Desember 2008 waktu setempat (Jumat pagi WIB).

Para bos yang bergelar Chief Executive Officer (CEO) dari General Motors (GM), Ford, dan Chyrsler kembali menyambangi Gedung Kongres setelah dua pekan lalu. Misi yang mereka jalankan tetap sama: melobi para anggota Kongres - baik di Senat maupun di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) - agar memberi mandat kepada pemerintah untuk mengucurkan sebagian anggaran untuk dana talangan perbankan senilai US$700 miliar demi menyelamatkan tiga perusahaan otomotif tersebut.

Untuk itu, para CEO kali ini tidak sungkan-sungkan mengakui kesalahan dalam mengelola perusahaan maupun menerapkan strategi produksi dan pemasaran sehingga produk-produk mobil mereka kalah bersaing di pasaran.

PLN Sebut Tak Semua Tiang Listrik Bisa Dijadikan SPKLU Kendaraan Listrik, Ini Alasannya

Maka ketiganya kini sangat menginginkan bantuan darurat US$34 miliar - lebih banyak US$9 miliar dari yang mereka minta dua pekan lalu - untuk menyelamatkan perusahaan masing-masing dari kebangkrutan. 
 
"Kami telah berbuat kesalahan dan kami sudah mengambil pelajaran dari situ," kata CEO GM, Rick Wagoner, dalam rapat Komisi Senat Urusan Perbankan. Pernyataan senada juga dilontarkan oleh CEO Ford, Alan Mulally, dan CEO Chrysler, Robert Nardelli. (AP) 

VIVA Militer: Presiden Iran, Ebrahim Raeisi

Presiden Raeisi Ancam Lenyapkan Israel Jika Berani Gempur Iran

Klaim Amerika disebut Raeisi sebagai omong kosong.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024