Menkeu: Saya Tak Suka, Dana Pemda Tersisa
VIVAnews - Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta daerah membiasakan diri dengan proyeksi anggaran yang tidak selalu naik. Menteri Sri meminta agar penyerapan anggaran di daerah dilakukan sebaik mungkin.
Menurut Menkeu, ada yang lucu dengan kondisi APBN dan APBD. Anggaran negara mengalami defisit hingga Rp 51 triliun, ironisnya di daerah justru ada sisa anggaran lebih (SILPA) Rp 45 triliun. "Saya tidak senang dengan dana ini," ujar Menkeu saat Sosialisasi Grand Design Desentralisasi Fiskal Indonesia kepada para Gubernur dan Walikota seluruh Indonesia di Aston Atrium Hotel, Kamis, 11 Desember 2008.
Apalagi, jika melihat perkembangan kondisi ekonomi 2008. Pemerintah daerah, menurut dia, harus melakukan evaluasi tajam, termasuk membiasakan diri dengan anggaran yang naik dan turun.
Menkeu mengingatkan menyusun anggaran memiliki kerumitan sendiri. Apalagi, demokrasi yang dianut Indonesia menghendaki pembagian kekuasaan yang proporsional dengan adanya otonomi daerah. "Kami sudah berkomitmen untuk menjalankan desentralisasi dan otonomi daerah. Ketika fungsi itu dibawa ke daerah, maka duit itu juga ikut mengalir ke daerah," kata Menkeu.
Karena itu, pengawasan dari daerah tidak akan pernah ditolak oleh Menkeu. Ia teringat ketika banyak Pemda menyalahkan Departemen Keuangan karena pembagian anggaran daerah dirasa tidak tepat. Ia mengaku pernah didatangi gerombolan wakil dari Riau yang mempersoalkan keterlambatan dan pembagian tak memuaskan terkait Dana Bagi Hasil.
"Mereka saya persilahkan untuk menempatkan dua perwakilan untuk mengawasi perhitungan. Saya persilahkan, saya senang kok diawasi," kata Menkeu.
Dari pertemuan itu, menurut Menkeu, perhitungan DBH dan Anggaran perlu formula yang tidak hanya melihat faktor kenaikan saja. Dulu, ia merinding melihat harga minyak naik hingga tembus di atas US$ 100 per barel. Pemerintah dianggap bodoh karena perkiraan APBN tidak sesuai. "Tapi, siapa sangka sekarang harga minyak turun."
Istri Bintang Emon Positif Narkoba Gegara Obat Flu, Begini Penjelasan Ahli
Terkait kasus yang dialami oleh Alca Octaviani, ada 2 jenis obat yang telah ia konsumsi di antaranya adalah obat actifed yang mempunyai kandungan pseudoephedrine.
