Menjelang Natal

Wall Street Ditutup Menguat Tipis

VIVAnews - Bursa Wall Street ditutup menguat tipis 48,99 poin menjelang perayaan Natal.

Penguatan tipis Dow Jones, setelah lima hari terakhir terkoreksi, ternyata tidak terpengaruh meski pemerintah Amerika Serikat mulai merilis data-data ekonomi yang negatif. Seperti meningkatnya jumlah orang yang tidak bekerja (pengangguran) dan melemahnya belanja konsumer.

"Walau bisa dibilang gila, kami telah menyelesaikan tahun ini, sehingga kami akan memulai kembali," kata Stephen Carl, kepala dan ketua transaksi saham di William Capital Group.

Dia juga berharap, pada Januari 2009 pasar tidak turun lagi dan di Maret ada pengucuran dana talangan (bailout) oleh pemerintah AS, sehingga pelaku pasar memiliki ekspektasi kembali.

Pasar Wall Street Rabu ditutup dengan volume yang rendah menjelang Natal pada pukul 01.00 siang waktu New York atau Kamis dini hari WIB.

Vietnamese EV Taxi Service Push Sustainability Agenda with VinFast

Indeks Dow Jones naik 48,99 poin atau 0,58 persen ke level 8.468,48. Sedangkan indeks Standard and Poor's 500 menguat 4,99 poin (0,58 persen) di posisi 868,15 dan indeks Nasdaq meningkat 3,36 poin atau 0,22 persen menjadi 1.524,90.

Di pasar valuta, nilai mata uang dolar terhadap mata uang lain berfluktuasi (mixed). Sedangkan harga komoditas emas naik.

Sementara itu, harga minyak mentah jenis light sweet turun kembali 3,63 sen ke posisi harga US$35,35 per barel di New York Mercantile Exchange. The Nymex akan tutup pada Kamis dan kembali ditransaksikan pada Jumat seperti pasar saham dan Obligasi.

Di pasar saham luar Amerika Serikat, indeks Nikkei Jepang menurun 2,37 persen, dan indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,26 persen. Indeks FTSE 100 Inggris terkoreksi 0,93 persen dan indeks CAC-40 Prancis jatuh 0,39 persen. Sedangkan indeks DAX Jerman telah lebih ulu tutup perdagangan. (AP)

Ilustrasi utang.

5 Negara yang Paling Jarang Utang di Dunia, Nomor 1 Tetangga Indonesia

Tidak semua negara di dunia ini mengandalkan utang dalam proses pembangunan dan pengelolaan pemerintahannya. Ada lima negara yang memiliki tingkat utang paling rendah.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024