Lawar Nyawan Khas Bali yang Tetap Menawan

VIVAnews – Nyawan atau sarang yang masih bercampur dengan telur lebah ini ternyata cukup berkhasiat untuk diolah menjadi menu makanan yang lezat dan berkhasiat. Ternyata makanan khas dengan bumbu Bali ini dulunya kerap menjadi santapan favorit masyarakat.

Salah satu orang yang mengolah nyawan menjadi makanan khas Bali adalah Ni Wayan Wartiningsih. Perempuan yang ditemui di rumahnya di Jalan Patih Nambi Gang IVFF No 9 Ubung, Denpasar ini mengaku awalnya dia hanya mengolah berupa lawar dengan campuran bumbu Bali lengkap.

Namun lama-lama dibuat tim yang biasanya hanya berupa daging ayam atau gecok. Bumbu yang disiapkana berupa bawang merah, bawang putih, cabai rawit, kunyit, jahe, serai, kencur, kemiri, jahe, lengkuas, trasi, berbagai macam rempah. "Semua bumbu itu dicincang kasar lalu ditumbuk," papar Warti.

Setiap harinya dia membutuhkan 20 sampai 30 kilogram nyawan yang dipesannya dari seorang pedagang di Pasar Badung dan Kereneng.

Tinggalkan Kodam Jaya, Mayjen TNI Putranto Gatot Terima Tongkat Komandan Dewa Perang TNI

Untuk membuat lawar, selain bumbu lengkap itu dicampur dengan pepaya setengah matang yang dicacah lalu dikukus sampai matang. "Supaya terlepas dan tidak menggumpal, maka sebaiknya direbus terlebih dahulu dengan air mendidih 10 menit saja,"
terangnya.

Untuk tum, bumbu Bali dicampur nyawan dengan santan, telur kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dikukus sampai matang.

Begitu juga dengan pembuatan gecok, campuran lainnya selain nyawan dan tetap menggunakan bumbu Bali yaitu santan kental dicampur dengan kepala yang diparut kasar yang sudah dibakar terlebih dahulu.

Khasiatnya, nyawan dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi, untuk mengobati penyakit panas dalam hingga bibir pecah-pecah. Harga yang ditawarkan pun juga tak terlalu mahal, cukup dengan Rp 8.000 saja.

Salah satu pelanggan setianya adalah Ketut Yuliasih. Dia mengaku kalau olahan makanan berbahan nyawan ini dulu menjadi favorit keluarga saat masih kecil. "Sekarang mungkin susah dicari karena bahannya juga sulit. Karena lingkungan sudah banyak yang rusak," ungkapnya.

Laporan: Wima Saraswati | Bali

Farrel Hilal

Alasan Farrel Hilal Memilih Jakarta Selatan sebagai Inspirasi Lagu Debutnya

Lagu ini merupakan perwujudan dari pengalaman hidup Farrel di Jakarta Selatan, yang dipenuhi dengan cerita-cerita menarik tentang kehidupan sehari-hari.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024