Situs Jejaring Sosial

Facebook Pancing Amarah Ibu Menyusui

Facebook mengumumkan kebijakan baru tentang pelarangan ditampilkannya foto ibu yang sedang menyusui anaknya. Hal ini sontak memicu amarah sejumlah besar ibu yang memajang foto mereka ketika sedang menyusui anaknya.
 
Pada awalnya, Facebook memang hanya sebuah situs yang diramaikan oleh mahasiswa dan mahasiswi. Tapi, kini situs jejaring sosial terbesar di dunia tersebut menampung sekitar 140 juta anggota aktif, di antaranya adalah ibu-ibu. 

Salah satunya Kelli Roman, seorang Ibu muda berusia 23 tahun yang mengupload foto dia saat menyusui anaknya. Suatu hari, Roman sadar telah kehilangan foto tersebut. Kemudian dia meminta penjelasan dari pihak Facebook melalui e-mail. Tak lama kemudian, Facebook membalasnya dengan penjelasan seputar kebijakan pelarangan ditampilkannya materi berunsur cabul, pornografi, dan seks secara eksplisit.
 
Roman yang merasa dirugikan langsung merespon kembali jawaban Facebook dengan mengatakan, "Hey, Facebook! Menyusui bukanlah sebuah perilaku cabul. Bayi yang meminum ASI sama saja halnya dengan meminum dari botol susu bayi," tulisnya, seperti dilansir AP, Jumat 2 Januari 2009.
 
Dilaporkan, sekitar 97.600 anggota Facebook mengalami hal yang sama dengan Roman. Salah satu di antaranya adalah Stephanie Muir dari Ottawa, Kanada. Ibu dari lima anak ini merupakan seorang sukarelawan di salah satu badan kesehatan masyarakat. Dia menilai ASI dan teknik menyusui sebagai isu yang sangat penting baginya dan bagi kebanyakan ibu.
 
"Bagi mereka mungkin sudah waktunya memberitahu di mana payudara seorang ibu sangat berbahaya untuk dilihat anak-anak," ucap Muir ketus. Dia bersama 11.000 anggota Facebook lainnya kemudian menggelar protes minggu lalu mengecam kebijakan baru Facebook tersebut. Dia menganggap Facebook mengambil langkah sewenang-wenang dan mendiskriminasi perempuan.
 
Menanggapi isu besar ini, Facebook tak tinggal diam. Barry Schnitt selaku jurubicara mengatakan bahwa dalam petunjuk kebijakannya, Facebook hanya menindak foto-foto yang menampilkan daging payudara pada gambar ibu yang menyusui anaknya. Schnitt menekankan bahwa pihak Facebook tidak membenarkan dipajangnya foto-foto yang menampilkan nipple secara jelas.
 
"Kami tidak ingin adanya materi berunsur pornografi dalam Facebook, apa pun bentuk dan konteksnya. Kami juga sadar adanya banyak konteks pornografi yang tak termasuk materi cabul," ujarnya. Lebih lanjut, Schnitt mengatakan hingga kini belum dimungkinkan untuk menyediakan panel khusus di Facebook yang mampu memilah mana foto yang layak ditampilkan dan tidak.

Kubu Prabowo-Gibran Sebut Pemilu Ulang Tak Ada di UU
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

KPU Jamin Netralitas Pemilu, Sudah Diawasi Presiden dan DPR

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia menjamin netralitas sebagai penyelenggara dalam memverifikasi partai politik sebagai peserta pemilu 2024.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024