Prediksi

Indeks Rawan Profit Taking

VIVAnews – Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Kamis, 18 Desember 2008, diperkirakan berpeluang menguat dengan dibayangi aksi ambil untung investor atau profit taking

"Penguatan saham-saham sektor perbankan yang signifikan pada perdagangan kemarin akan memicu profit taking," kata analis PT Citi Pacific Securities Hendri Effendi kepada VIVAnews di Jakarta.

Hendri memproyeksikan, indeks pada hari ini bergerak pada batas bawah (support) 1.400/1.380 dan batas atas (resistance) 1.470/1.500. Pada transaksi Senin kemarin, indeks ditutup menguat 81,93 poin (6,04 persen) ke level 1.437,34. Momentum aksi peningkatan portofolio oleh sejumlah investasi atau January Effect pada awal transaksi 2009 memicu optimisme pelaku pasar. 

Di bursa Asia, pada perdagangan kemarin indeks Hang Seng menguat 520,5 poin (3,46 persen) menjadi 15.563,31, Straits Times sempat naik 92,10 poin (5,03 persen) ke level 1.921,81, dan Kospi menguat 16,17 poin (1,4 persen) ke posisi 1.173,57.

Sedangkan di bursa Wall Street, indeks Dow Jones terkoreksi 81,80 poin (0,9 persen) ke 8.952,89, indeks Nasdaq terkoreksi 4,18 poin (0,26 persen) ke 1.628,03, dan indeks S&P 500 juga melemah 4,35 (0,47 persen) ke 927,45. 

Menurut Hendri, penguatan indeks saham regional dan global pada perdagangan kemarin masih menjadi katalis penguatan indeks ini. Selain itu, momentum January Effect bisa memicu aksi beli kembali sejumlah saham di BEI.

“Data ekonomi pekan ini yang akan memberi sentimen positif ke pasar, dan berkurangnya berita negatif Amerika Serikat, turut menguatkan indeks pada hari ini," ujarnya.

Dia mengakui, pola transaski masih didominasi oleh investor jangka pendek, sehingga penguatan indeks akan diwarnai aksi profit taking terutama pada saham-saham sektor perbankan.

Analis saham Ghifar Indra Sakti juga berpendapat indeks berpotensi melanjutkan penguatan. Hal itu terlihat dari sisi teknis tren harian dan mingguan yang menunjukkan indeks cenderung menguat. “Indeks berpotensi mendekatai level psikologis 1.485,” kata dia.

Dia memperkirakan pada perdagangan hari ini indeks akan bergerak pada kisaran 1.397 – 1.478. Proyeksi penurunan suku bunga acuan perbankan akan menguatkan indeks. Namun, indikator stochastic oscillator sudah memasuki area jenuh beli (overbought), sehigga indeks rawan profit taking.

Rekomendasi Saham
Hendri menyarankan, pemodal untuk mengakumulasi saham-saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT London Sumatera Tbk (LSIP), dan PT Indosat Tbk (ISAT). "Saham-saham itu pergerakannya mengikuti penguatan indeks," katanya.

Nikita Mirzani Beberkan Pemicu Kandasnya Jalinan Asmara Hingga Soal Kesetiaan

Saham perbankan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Danamon Tbk (BDMN) juga layak beli seiring antisipasi turunnya BI rate.

Sedangkan Ghifar merekomendasikan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Astra International Tbk (ASII), seiring rencana penurunan suku bunga yang bisa memicu menaikkan saham tersebut. “PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) juga layak beli, harga komoditas menguat kembali,” katanya.

Dokumentasi BNPB

3 Orang Tewas Imbas Longsor dan Banjir Lahar Dingin di Wilayah Gunung Semeru

Banjir Lahar Dingin yang dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru membuat meluapnya debit air Daerah Aliran Sungai (DAS).

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024