Kisah dari Pembaca Tapol Pulau Buru

Tiada Berita, Hidup Jadi Nelangsa

VIVAnews - Bagi tapol pulau Buru,yang disekap bertahun-tahun tanpa komunikasi dengan keluarga,  selembar kartu pos dari keluarga sangat berarti dalam hidup walaupun berita yang diterima sudah terlambat beberapa bulan.

Kalau kartu pos kami dibalas dalam waktu 3 bulan sudah termasuk sangat baik. Anda kirim surat 01 Januari, sampai ke alamat tujuan bisa - bisa 01 April Kemudian balasan dari rumah dibuat sehari sesudahnya,dan akan anda terima awal Juli kalau lancar dengan catatan "Sudah diperiksa" (cap dari penguasa).

Anda bisa bayangkan betapa lama seorang tapol harus menunggu karena birokrasi memang diciptakan untuk memuat surat-menyurat jadi lama. Kalau tapol Buru 10 ribu orang dan 10 persen saja yang mengisi kartu pos pembagian, maka akan ada 1,000 pucuk kartu pos siap dikirim.

Entah berapa orang petugas di bagian intelijen yang harus membaca dan kemudian membubuhkan cap "Telah diperiksa"? Mereka tentu tidak khusus memeriksa kartu pos – kartu pos yang bertumpuk, tentu diselingi pekerjaan lain, jadi jangan heran kalau kartu pos – kartu pos tersebut mendekam sekian lama di Kantor Inrehab Buru.

Demikian pula nasib yang terjadi dengan kartu pos – kartu pos yang masuk ke Buru, semuanya harus melewati prosedur yang sama, menunggu sampai dibubuhi cap "Sudah diperiksa".

Seorang teman yang saya kenal di Nusakambangan sampai lelah menunggu kartupos. Saat dikumpulkan di Nusakambangan untuk berlatih menjadi petani, saya ditempatkan di bangsal tapol Jawa Barat karena berasal dari Banten, saat itu belum ada provinsi Banten.

Di Penjara Karanganyar, saya lebih senang menyebutnya penjara dibanding Lembaga Pemasyarakatan, karena praktek-praktek keji tidak bisa dihapus dengan merubah nama. Di bangsal Jawa Barat ini ada seorang sarjana pertanian bernama Harry Ardisaputra. Kami sama-sama bergelar insinyur, dia kehutanan saya metalurgi. Postur kami sangat mirip, juga sama-sama mengenakan kacamata dengan warna lensa mirip, postur tubuh sangat mirip. Orang sering salah terka, berbicara dengan saya membahas kehutanan,bertanya pada dia soal baja. Serba salah!

Tetapi ada pula keuntungannya, kalau saat istirahat di barak sepulang kerja ada yang membangunkan :"Pak Harry, lumayan nih singkong dari kebun!". Kalau terima singkong begini saya langsung lapor kepada alamat yang benar. "Bagi dua lho,saya terganggu tadi saat tiduran dibangunkan!"

Di penjara ini ada pelajaran agama bagi tapol yang dipandang kurang pengetahuannya, di bidang agama dan saya termasuk salah satu murid Rohis (rohaniawan Islam),seorang Peltu. Dua hari sekali kami duduk bersimpuh di musholla mendengarkan pelajaran agama yang disampaikan pak Peltu (dalam gurauan berarti: habis aPEL meTU alias bolos).

Suatu ketika pada shalat Jum'at teman kita ini ditepuk-tepuk bahunya  oleh sang Peltu :"Nah begitu pak Djoko,rajin shalat!".Pulang kerja sore,insinyur kehutanan yang orang Sunda dan tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu,mendekati saya sambil berbisik: "Djok,Jum'at depan kita shalat bareng, berdiri berendeng biar pak Rohis tidak salah".Rupanya pak Rohis salah terka, dikiranya Djoko yang shalatnya jarang mendadak rajin ikut shalat Jum'at.
    
Di Pulau Buru kami berdua ditempatkan di dua Unit berdekatan. Bung Harry di Unit XV Indrapura dan saya di Unit XV Indar Karya,yang berjarak hanya sekitar 5 km. Saat kami sudah mulai bisa menulis surat dengan kartupos, Bung Harry ini suatu saat sengaja mencegat saya yang lewat di unitnya sepulang dari korve ke Unit IV Savanajaya.
   
"Djok,ente sudah terima surat dari rumah belum?"
"Sudah,ada apa rupanya?"
"Saya juga sudah terima kartu pos, tetapi aneh,yang menjawab surat   anak saya dan bukan ibunya. Aya naon nya?"
"Mungkin ibunya sedang sibuk dan jawaban diwakilkan pada anak.     Lagipula kan untuk sekalian menujukkan pada bapana budak yen anak geus bisa nulis surat!".

Terpopuler: Harga Pemain Timnas Indonesia Paling Mahal, Naturalisasi Shin Tae-yong

Bung Harry ini rupanya penasaran terus dan setiap kali saya lewat Unit XV dia selalu mencegat saya dan membahas surat yang sama, lagi-lagi surat yang sama.

"Kunaon nya pamajikan henteu ngajawab?"
"Jangan terlalu dirisaukan bung, kan sama saja surat dari keluarga,apakah ditulis ibunya anak-anak atau ditulis anak kan sama saja!"
"Tapi Djok, ente kan belum beristeri jadi beda pisan jeung saya"
    
Disaat lain kalau ketemu saya di pinggir jalan dan kami bisa berbicara agak lama, Bung Harry ini menyampaikan kegelisahannya yang mulai memuncak.
    
"Djok,jangan-jangan isteri saya sudah nikah lagi.Mungkin nggak?"
“Bung jangan berprasangka terlalu jauh,menurut saya sih tidak  mungkin. Kan Bung sendiri yang pernah ceritera bahwa isteri bung seorang yang baik dan setia?"
"Benar,tetapi siapa tahu? Kan sudah lama ditinggal sejak saya ditahan,apalagi sekarang saya di Buru,jauh dan tidak mungkin bertemu"
    
Disaat lain, kecurigaan Bung Harry berubah menjadi dugaan bahwa isterinya meninggal dunia. sementara balasan surat dari kampung tidak kunjung tiba. Bermacam dugaan berkecamuk dalam benak sahabatku ini dan jawaban atas segala prasangkanya tak terjawab.
    
Setelah sekian bulan pertanyaannya berputar sekitar keberadaan sang isteri,saya melihat fisik Bung Harry ini semakin lama semakin kurus. Dan dia kalau tidak salah mengidap penyakit tiga huruf, TBC. Setiap kali bertemu dan dia mengajukan pertanyaan yang sama berulang-ulang,saya jadi bingung sendiri dan tidak tahu harus menjawab apa.

Rupanya pertahanan seseorang terhadap masalah seperti ini tidak sama. Ada teman yang cuek saja mendapat berita bahwa isterinya sudah menikah lagi, atau ada pula yang bersyukur bahwa isterinya ada yang ngurusi. Setelah sekian bulan tidak mendapat jawaban atas kegelisahannya,Bung Harry ini  akhirnya meninggal dunia.Inna lillahi wa ina ilaihi rojiun!
    
Teman-teman masih bisa bercanda, Bung Djoko malam ini ke Unit XV, pasti semua tapol kaget melihat Ir.Harry hidup kembali! Dasar tapol, teman meninggal masih mau iseng!

Deva Mahenra dan Mikha Tambayong

Nikah Beda Agama, 5 Artis Ini Jalankan Puasa Ramadhan Tanpa Pasangan

Ramadan menghadirkan kesan yang lebih mendalam saat dirayakan bersama keluarga. Namun, berbeda dengan sejumlah artis ini karena memiliki pasangan beda agama.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024