Agresif Akuisisi

Saham BUMI Akan Naik Tahun Ini

VIVAnews - Langkah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang cukup agresif mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang terkait dengan sektor pertambangan dalam beberapa waktu terakhir ini menjadi sentimen positif pembelian saham.

Menurut Kepala Riset PT BNI Securities Norico Gaman, pertama, BUMI mengakuisisi 80 persen saham induk kontraktor pertambangan, PT Darma Henwa (DEWA) senilai US$222 juta. Kedua, akuisisi 77 persen saham induk pertambangan batu bara non publik, PT Fajar Bumi Sakti sejumlah US$224 juta. "Sehingga total nilai akuisisi sebanyak US$446 juta atau setara dengan Rp 4,8 triliun," jelasnya dalam risetnya yang diterima VIVAnews Rabu, 7 Januari 2009.

Langkah akuisisi tersebut, kata dia, memang akan memberikan dampak negatif terhadap koreksi harga saham BUMI dalam jangka pendek karena kekhawatiran sebagian pelaku pasar terhadap penggunaan dana akuisisi yang cukup besar.

Terima Maaf Pendeta Gilbert, MUI: Dia Tidak Ada Niat Menghina Islam

"Hal ini akan mengganggu arus kas perusahaan karena meningkatnya beban utang terhadap ekuitas (net debt to equity ratio) menjadi 1,4 kali dari kondisi sebelumnya sebesar 0,8 kali," ujar Norico.
 
Namun, Norico mengatakan, dalam jangka panjang akuisisi tersebut akan meningkatkan arus pendapatan dan pertumbuhan laba bersih perseroan, seiring dengan diberlakukannya UU Mineral dan Batu Bara (Minerba) yang baru atas kewajiban perusahaan pertambangan di Indonesia menggunakan kontraktor pertambangan nasional.

Tentunya, lanjut dia, BUMI akan memanfaatkan momentum itu untuk diversifikasi usaha ke bisnis kontraktor pertambangan. Sehingga ke depan, pendapatan BUMI tidak hanya dari penjualan produksi batu bara saja tapi juga pemasukan dari jasa kontraktor pertambangan.

BNI Securities memprediksikan pendapatan BUMI akan meningkat menjadi US$3,9 miliar pada akhir 2009 dari perkiraan tutup buku 2008 sebesar US$3,1 miliar.

Sedangkan laba usaha membaik menjadi US$754,7 juta dari US$565,8 juta dan laba bersih menguat dari US$550 juta menjadi US$562 juta pada periode yang sama 2008.

Norico mengakui, pertumbuhan laba bersih yang relatif rendah tersebut akibat adanya kenaikan kewajiban pembayaran utang perseroan. "Ekspektasi tersebut didasarkan pula atas asumsi potensi volume penjualan batu bara sebanyak 60 juta ton dan harga kontrak rata-rata batu bara senilai US$65/ton," jelasnya.

Saat ini, lanjut dia, harga saham BUMI memiliki nilai price earning ratio (PER) 2008 dan 2009 masing-masing sebesar 3,5 kali dan 2,8 kali  atau masih lebih rendah dari PER rata-rata sektor pertambangan yang mencapai sekitar 9,5 kali.

"Nilai wajar BUMI sekitar Rp 6.000 per saham yang menjadi target harga untuk 12 bulan ke depan. Jadi, beli saham ini," tegas Norico.

Ada Sosok Mencurigakan saat Pertandingan Persik Vs Bhayangkara FC
Desainer Barbie Awliya.

Bangga Promosikan Batik, Desainer Barbie Awliya Berjuang Keras di Paris

Batik merupakan salah satu budaya asli Indonesia yang patut dibanggakan. Termasuk desainer Barbie Awliya yang tidak hanya bangga tapi juga ikut memperkenalkan pada dunia.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024