Diduga Tercemar Bakteri E-coli

Pelanggan Air Minum Isi Ulang Tak Surut

VIVAnews - Ratusan depo air minum isi ulang di Jakarta Barat diduga memproduksi air minum tercemar bakteri E-coli. Namun kondisi ini tak menyurutkan daya beli masyarakat terhadap produk air minum isi ulang tanpa merek dagang itu.

Novi Triastuti, 34 tahun, pemilik salah satu depo air minum 'Violin' di Jalan Masjid Nurul Huda, Cengkareng Timur, Jakarta Barat, mengakuinya. "Alhamdulillah. Pelanggan saya lumayan banyak," ujarnya, Rabu 7 Januari 2009.

Dalam sehari, ia mampu menjual sekitar 60 galon air minum seharga Rp 3.500, dengan keuntungan setiap galon Rp 1.500. Ia tetap optimistis usahanya laku karena ia memasang sertifikasi laik sehat atas produknya. Ia menjamin produknya memenuhi unsur sehat karena ia selalu melakukan pemeriksaan rutin.

PT Mutiara Agung Persada yang menaungi usaha melakukan pemeriksaan alat dan kualitas air setiap enam bulan sekali. Sedangkan pemeriksaan alat secara manual ia lakukan sendiri setiap tiga bulan sekali. Pemeriksaan manual meliputi pengecekan filter, tabung tangki, saringan catrid, dan lampu ultraviolet yang berfungsi sebagai pembasmi bakteri. "Tidak pernah ada pemeriksaan dari dinas kesehatan atau puskesmas," ujarnya.

Depo air minum 'Muuya Shohaa' milik Koperasi Al Fajar, di Jalan Fajar Baru Selatan, Cengkareng Timur juga telah mengantongi sertifikasi laik sehat. Usaha ini pun tak kehilangan pelanggan. "Kita sudah punya sertifikasi. Alhamdulillah, di sini bebas bakteri. Pemeriksaan peralatan dan kualitas airnya rutin dilakukan Puskesmas setiap tiga bulan sekali," katanya Kirdiman, 36 tahun, salah satu karyawannya.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emawati, mengaku dilema menyikapi maraknya usaha depo air minum yang tak dilengkapi sertifikasi laik sehat. Sedangkan pemeriksaan rutin di laboratorium juga menjadi kendala karena biayanya mahal mencapai Rp 1 juta.
 
Dia mengimbau masyarakat untuk memasak kembali air yang dibeli dari depo air minum sebelum mengonsumsinya. "Karena tidak ada jaminan bebas bakteri," ujar Dien.

Kenaikan Tarif Cukai Disarankan Moderat Menyesuaikan Inflasi agar Tidak Suburkan Rokok Ilegal
Sakit pinggang.

Pekerja Kantoran Sering Mengeluh Sakit Leher dan Pinggang? Begini Mengatasinya

Sakit leher dan sakit pinggang kerap dikeluhkan oleh pekerja kantoran. Beberapa penyebabnya di antaranya terlalu banyak duduk, terlalu banyak menatap layar komputer.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024