Istri Lebih Sukses, Suami Terancam?

VIVAnews - “Hari gini, melarang istri bekerja? Itu sih, kuno! Kebutuhan sehari-hari semakin mahal. Jika ada dua ‘amplop gaji’ dalam satu rumah kan, lebih baik.” Komentar seperti ini sering terlontar dari mulut suami dari pasangan muda.

Menag Sebut Sidang Isbat Ruang Dialog Umat Islam karena Menyangkut Banyak Pihak

Biaya hidup yang makin melonjak, membuat banyak suami memperbolehkan istrinya tetap bekerja. Masalahnya, ketika karier sang istri lebih melesat dibandingkan suami, ceritanya bisa lain lagi.

“Biasanya, jika posisi pria berada di bawah wanita, dalam hal ini istri, seringkali egonya bisa terusik. Akibatnya, ia akan merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut, sehingga bisa memicu konflik,” kata Berta R. Hershcopf, psikoterapis yang merangkap sebagai Direktur American Counseling And Services di New York, AS.

Tapi, jika Anda ternyata lebih sukses dari suami, bukan berarti harus meninggalkan karier Anda. Apalagi, saat ini makin banyak suami yang bangga punya pasangan berkarier bagus, cantik, dan punya pendapatan selangit.

Ada triknya, kok, supaya suami tetap merasa nyaman dengan posisi puncak Anda!

Jadikan suami sebagai partner
Yang disayangkan, saking sibuknya, wanita terkadang bisa lupa waktu, dan segalanya. Memang, semakin tinggi jabatan diduduki, otomatis tuntutan kerja juga semakin besar. Dalam hal ini waktu dan energi juga semakin banyak terkuras. Akibatnya tidak ada waktu tersisa untuk ngobrol dengan suami atau bermain dengan buah hati.

Karena itu, disarankan agar Anda mulai memandang suami sebagai partner, bukan pria yang memiliki posisi lebih tinggi atau lebih rendah. Jangan mentang-mentang, Anda punya uang sendiri, Anda bisa membeli barang apapun yang Anda inginkan. Ketika Anda memutuskan sendiri membeli mobil, bobo-boro suami merasa senang, justru dia akan merasa terinjak-injak, karena Anda tidak mengajaknya berdiskusi terlebih dulu.

Biarkan suami memberi nafkah
Meski penghasilan Anda lebih besar, sebaiknya jangan menggantikan posisi suami dalam hal memberikan nafkah. Jika suami tidak meminta Anda membantu menyelesaikan tagihan-tagihan, sebaiknya alihkan anggaran dari penghasilan Anda untuk keperluan lain. Misalnya, untuk hiburan, tabungan kuliah untuk anak, dll.

Atau, bila tipe suami mudah diajak diskusi, ajak dia membuat aturan finansial.  Bagaimana pun cara pengaturannya sebenarnya tidak menjadi masalah. Yang penting adalah kebutuhan rumah tangga dapat terpenuhi dengan baik. Selama hal itu tidak membuat salah satunya merasa tidak nyaman.

Lepaskan atribut sukses di rumah
Anda hendaknya juga melepas atribut sukses bila tiba di rumah. Dengan kata lain, jangan menunjukkan dominasi. Mentang-mentang di kantor memiliki banyak bawahan, lantas keterusan memperlakukan suami bak orang suruhan. Tunjukkan sikap yang tetap menghargai dan menghormati suami di depan anak-anak maupun orang lain.

Begitu sampai di rumah, Anda harus bisa mengembalikan posisi sebagai seorang istri dan ibu. Jangan segan-segan melayani kebutuhan suami di rumah. Dengan anak-anak, Anda tetap bisa membagi waktu untuk memeriksa pekerjaan rumah mereka, dan bermain dengan mereka.

Mobil Listrik Ini seperti Replika Alphard Mini, Harga Murah Meriah
Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto

Demi Tugas Negara, Atlet Sepakbola dan Bulutangkis Indonesia Rela Lebaran di Negeri Orang

Atlet sepakbola dan bulutangkis Indonesia berjuang di negeri orang di saat momen Lebaran 2024. Ada tugas negara yang mengharuskan mereka jauh dari keluarga.

img_title
VIVA.co.id
10 April 2024