VIVAnews - Ternyata untuk membangun bisnis, modal besar bukanlah syarat utama. Sekarang ini selain duit, yang dibutuhkan adalah kreativitas.
Hal itu disampaikan anggota Dewan Nasional Prestasi Junior Indonesia (PJI) Sarwono Kusumaatmadja . PJI adalah lembaga yang bertujuan memberikan keterampilan kepada generasi muda agar berhasil dalam dunia bisnis. Ia mengatakan kreativitas dalam mengembangkan ide, skill dan komitmen yang baik adalah tiga hal pendukung utama.
"Kalau syarat ketiga itu dimiliki oleh seseorang, modal datang sendiri kok. Ini salah satu juga kekurangan bangsa kita. banyak pihak yang menyangka syarat utama untuk berusaha adalah modal," ujar dia usai pembukaan Kompetisi Simulasi Bisnis 2009 di Kampus Bina Nusantara, Jakarta, Sabtu 10 januari 2008.
Menurut dia, jika seseorang tidak memiliki skill, kreatifitas dan komitmen sebesar apapun modal yang dimiliki dapat dipastikan usahanya tidak akan bertahan lama.
Ia lalu menyontohkan seorang pebisnis ikan terbesar di Indonesia saat ini yang memulai bisnisnya dari door to door dari satu rumah ke rumah lain. Namun dengan ketiga komponen yang dia miliki itu akhirnya usaha yang dirintisnya menjadi berhasil. "Punya etos bisnis yang baik maka usaha akan berkembang," imbuh dia.
Di sisi lain, jelas dia, ada anak orang kaya yang diberi modal oleh orang tuanya, namun tidak memiliki etos kerja yang baik, skill, kreativitas dan komitmen, akhirnya usaha si anak tidak bertahan lama.
Education Officer PJI Patricia Manangkot menambahkan, berdasarkan kutipan dari buku Ciputra untuk menjadi seorang pebisnis ada kiat-kiat yang dapat menunjang keberhasilan suatu bisnis. "Kiat pertama bisa mencari peluang dalam hal apapun," ujar dia.
Kiat lainnya berani mengambil risiko, memiliki perhitungan yang matang, disiplin, ulet dan tekun, mampu bersosialisasi dengan baik kepada lingkungan serta harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Viral MUA Ceritakan Kisah Pengantin Kesurupan Gegara Tidak Ziarah Kubur Sebelum Nikah
Sebuah kisah menarik datang dari seorang MUA yang membagikan momen ketika seorang pengantin kesurupan gegara tidak berziarah kubur sebelum acara pernikahan.
