VIVAnews - Keputusan Pemerintah mengambil alih pemberian kompensasi penurunan harga bahan bakar minyak kepada pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum, merupakan keputusan tidak tepat.
Direktur Eksekutif Research Institute for Mining, Energy, and Environmental Reform Priagung Rakhmanto mengatakan, seharusnya penyelesaian persoalan kompensasi diselesaikan dengan mekanisme bisnis to bisnis antara Pertamina dan pengusaha tanpa melibatkan pemerintah.
"Ini terjadi karena pemerintah dan Pertamina tidak konsekuen dalam menjalankan sistem harga minyak Singapura (MOPS) plus alpha yang ada," ujar dia melalui sambungan telepon, Rabu 14 Januari 2008.
Menurut dia, seharusnya pemberian dana kompensasi diambil dari komponen alpha atau selisih harga jual BBM yang telah diberikan pemerintah kepada Pertamina, selaku pemegang wewenang pendistribusian BBM bersubsidi.
"Kompensasi mestinya tidak boleh diambil dari APBN maupun paket stimulus ekonomi. Harusnya ini tanggung jawab Pertamina yang sudah menyepakati formula distribusi BBM," katanya.
VIVA.co.id
24 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Pedro Acosta diprediksi akan menang di MotoGP Spanyol yang akan berlangsung pada Minggu 28 April 2024 di Sirkuit Jerez. Tapi ada salah satu hal yang tidak boleh dilakukan
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Film dokumenter Harta Tahta Raisa yang disutradarai oleh Soleh Solihun bakal segera tayang pada 6 Juni 2024 dan menjelang itu teaser poster dan trailer telah diluncurkan.
Kabar mengejutkan kembali datang dari dunia hiburan Tanah Air, selebgram Chandrika Chika baru-baru ini diamankan oleh pihak kepolisian Metro Jaya......
Selengkapnya
Isu Terkini