VIVAnews – Toyota membuktikan komitmen mereka di F1 dengan memperkenalkan mobil yang akan dipakai pabrikan asal Jepang itu di musim 2009. Mobil baru Toyota diberi nama TF109.
“Kami harus memenangai satu seri, ini sudah menjadi keharusan. Kami tetap ada hanya untuk menang,” kata Presiden Toyota F1 John Howett seperti diberitakan BBC.
Wajar jika Howett berkata seperti itu. Pasalnya selama tujuh musim keikutsertaan Toyota di F1 sejak 2002, mereka belum satu kali pun meraih juara seri. Ekspektasi tinggi musim ini memang sangat pantas karena pengorbanan di sisi finansial juga sangat tinggi. Toyota tahun lalu mengalami kerugian £ 1,1 miliar atau lebih dari Rp 17 triliun!
Acara perkenalan TF109, Kamis 15 Januari 2009, digelar dengan sangat sederhana. Mereka memamerkan mobil baru hanya lewat internet. Sangat efisien jika kita tidak mau berpikir buruk kalau mereka sedang mengalami kesulitan finansial.
Toyota adalah tim kedua yang memperlihatkan mobil 2009 mereka kepada publik. Ada persamaan mendasar jika dibandingkan dengan F60 milik Ferrari. Sayap depan yang lebar dan sayap belakang jangkuk yang sempit.
Pembalap Toyota Timo Glock menilai mobil barunya itu ‘sedikit aneh’ karena melihat sayapnya yang benar-benar baru. Namun ia senang kalau musim ini, penggunaan ban slick untuk pertama kalinya setelah 11 tahun F1 selalu memakai ban beralur (grooved tyre) kembali diterapkan.
“Target yang harus dicapai adalah berada di depan Lewis Hamilton. Jika kami berada di depan Lewis dan McLaren, saya pikir kami bisa meraih hasil baik di awal musim 2009,” kata Glock.
Sulit ditebak apakah yang dikatakan Glock itu merupakan perintah agar Hamilton membalas budi baik pada Toyota atau tidak. Di seri pamungkas musim lalu, Glock adalah pembalap terakhir yang dilewati Hamilton yang membuat pembalap McLaren itu finish di urutan kelima. Sebuah syarat finish minimal yang membuat Hamilton keluar sebagai juara dunia.
Prabowo Buka Suara soal Calon Menteri Keuangan di Kabinetnya
Capres terpilih 2024 Prabowo Subianto menghadiri open house di kediaman Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
