Awal Pemulihan Ekuitas, IHSG Sepekan Positif
VIVAnews - Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia sepekan ini masih cenderung naik. Sebab, saat ini sudah saatnya masuk masa awal pemulihan ekuitas (early equity recovery phase) perusahaan.
Namun di lain sisi, secara fundamental ekonomi makro riil (main street economy) masih akan menggelontorkan berita-berita buruk terkait dengan data-data ekonomi negatif.
"Ini adalah siklus akhir keluarnya angka-angka negatif di tahun ini dan awal pemulihan dari pasar saham," kata analis pasar modal David Cornelis dalam risetnya yang diterima VIVAnews di Jakarta, Minggu, 18 Januari 2009.
Dalam risetnya dituturkan, data-data ekonomi riil masih memberikan sentimen negatif, seperti angka pengangguran Amerika Serikat (AS) yang terburuk sejak 1945 dan angka pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mencapai 2,6 juta untuk 2008.
Saat ini juga mulai masuk waktu sejumlah emiten melaporkan kinerja kuartal IV-2008, yang diperkirakan mayoritas jauh di bawah proyeksi pasar. Citigroup dengan kerugian operasional yang besar dan rencana divestasinya, Bank of America yang meminta bantuan suntikan modal dari Pemerintah, dan JP Morgan yang mengalami penurunan laba 76 persen di periode tersebut.
Namun, sentimen negatif itu dinetralkan dengan sentimen positif dari pemerintah AS yang akan menyediakan berbagai paket stimulus baru senilai US$850 miliar untuk pembangunan infrastruktur dan menciptakan lapangan kerja baru, memangkas pajak US$300 miliar, serta sisa dana talangan (bailout) US$350 miliar dalam menstabilkan pasar kredit AS.
Sedangkan sentimen positif makro ekonomi dalam negeri datang dari berita domestik, seiring turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL).
Hal tersebut menjadi berita positif bagi industri manufaktur. Selain itu, turut memantapkan proyeksi pelaku pasar akan penurunan tingkat inflasi dan suku bunga acuan perbankan (BI rate) di tahun ini.
Sayangnya, para pelaku usaha tidak serta-merta menurunkan harga produksi. Pelaku pasar memilih strategi menahan harga agar dapat bertahan terhadap risiko usaha yang masih relatif tinggi.
Sehingga, ada penyesuaian (time lag) sekitar sebulan bagi pelaku pasar menurunkan harga penjualannya. Padahal, penurunan harga bisa menciptakan efek multiplier yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, pelemahan nilai tukar rupiah yang dipicu meningkatnya likuiditas rupiah di pasar uang, serta pergerakan mata uang euro dan yen yang melemah terhadap dolar AS, juga didorong rencana pemerintah merevisi asumsi kurs pada APBN 2009 dari Rp 9.400 menjadi Rp 11.000 per US$ turut menjadi sentimen negatif.
Dari sektor energi, harga minyak dunia masih sangat volatail, di mana posisi terakhir US$36/barel. Hal itu sebagai faktor risiko pasar secara umum, dan juga faktor momentum untuk mengambil kesempatan memilih bertransaksi (swing trading) pada saham-saham terkait komoditas.
Namun, seiring berputarnya haluan pesimisme menjadi optimisme dari para pelaku pasar. Batasan auto rejection (AR) yang kembali normal pekan ini memberi ruang bagi saham untuk lebih leluasa bergerak, begitu juga dengan IHSG. Artinya, juga terdapat risiko terhadap naiknya tingkat volatilitas pasar.
Dengan naiknya volatilitas pasar, tentunya bursa menjadi lebih bergairah dan atraktif. Sehingga, para pemain jangka pendek dapat memanfaatkan momentum swing trading (hit and run).
Dengan begitu, saat kembalinya peraturan batasan AR yang simetris, maka pergerakan bursa akan lebih jelas dalam menggambarkan psikologis pasar dan mengantarkan baliknya harga-harga saham ke harga wajarnya (yang saat ini masih di bawah) melalui bantuan likuiditas yang relatif tidak terkekang lagi.
Dengan kondisi indeks yang cenderung naik pada pekan ini, sebaiknya lakukan pembelian terbatas (buy on weakness) saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Sedangkan kisaran transaksi IHSG sepekan ini ada di 1.323-1.416, dengan target akhir Januari 2009 di level psikologis 1.500.
Siap Tanding ! Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri (JLM)
Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri (JLM).
