VIVAnews - Untuk kelima kalinya Julia Perez main film. Dalam 'Hantu Jamu Gendong', Ia memang jadi bintang utama. Namun aktris yang juga penyanyi dangdut itu hanya tampil dalam beberapa adegan.
Hal itu pun diakui produser film, Shanker. Bagi seleb yang akrab disapa Jupe, hal itu tak jadi masalah. Seberapa sedikitpun adegannya dalam film Ia harus main total.
"Meskipun cuma kelihatan punggung atau tangan sekalipun," kata Jupe dalam jumpa pers di Planet Hollywood Jalan Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Rabu 21 Januari 2009.
Kritik pedas soal permainannya di film horor ini sempat terlontar dalam sesi tanya jawab dengan wartawan. Jupe pun menanggapinya dengan santai. Ia bilang, manusiawi bila orang melakukan penilaian terhadapnya. "Orang yang mengkritik aku adalah orang yang sayang sama aku," Jupe berujar.
Perempuan yang lahir 19 Juni 1980 itu juga menampik penampilan seksinya dalam film sekadar untuk cari sensasi. Menurut Jupe, Ia hanya sekadar memenuhi tuntutan peran. Jupe ingin orang-oang dapat melihat perubahan yang dilakukannya. Toh sekarang, Ia sudah tidak pernah lagi tampil untuk halaman foto majalah dengan pose syur.
Pelantun 'Belah Duren' itu merasa imej seksi adalah persepsi orang. Jupe tak pernah berlagak sok seksi. Namun apa mau dikata, itu lah apa adanya seorang Julia Perez.
Istri dari Damian Perez itu berharap, orang mau mengubah imej dalam pikiran mereka. Jupe senang jika orang lain melihat dirinya dari hasil karya dan karirnya di dunia hiburan.
Dalam 'Hanru Jamu Gendong', Jupe harus berhadapan dengan peran menantang. Dalam arti sebenarnya. Untuk sebuah adegan, Ia harus syuting pukul tiga dini hari di Puncak. Di tengah rintikan air, dan hawa dingin Puncak, Jupe meladeni keinginan sutradara. Semua demi film. Saking kedinginannya, istri dari uami
Selain itu, Jupe juga harus membiasakan diri sebagai penjaja jamu gendong. Semula berat bakul jamu yang digendongnya cukup berat. Belum lagi Ia harus kerepotan mengikat kain penopang bakul dengan benar. Namun demikian, Jupe mengaku bangga jadi penjaja jamu gendong.
Hari Kedua Pasca-Libur Lebaran, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kelima di Dunia
Kualitas udara di DKI Jakarta menjadi yang terburuk kelima di dunia pada hari kedua pasca-liburan Idul Fitri, Rabu pagi.
