VIVAnews - PT Bursa Efek Indonesia menargetkan pertumbuhan harga saham emiten unggulan atau blue chips sebesar 12 - 15 persen sepanjang 2009. Ini dipicu potensi kenaikan harga saham berbasis komoditas.
"Harga saham blue chips saat ini masih cukup rendah," kata Direktur Utama BEI Erry Firmansyah dalam diskusi di Hotel Mulia, Kamis malam, 22 Januari 2009.
Erry mengatakan, pertumbuhan permintaan komoditas seperti batu bara, akan meningkatkan harga saham komoditas. Selain itu, faktor Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat, diharapkan bisa meningkatkan perekonomian AS pada 2010. Fenomena ini diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan pasar modal pada semester II.
Dari segi pendanaan, Timur Tengah dan Asia juga bisa menjadi alternatif. Timur Tengah berpeluang memberi pendanaan sukuk dan pendanaan syariah lainnya.
Selain itu, faktor internal pemicu pertumbuhan indeks berasal dari pertumbuhan pasar domestik, alokasi pendanaan dari pemerintah, serta fundamental perekonomian yang masih baik.
"Bursa turut membantu dengan meningkatkan kepercayaan, memperketat peraturan, serta mendukung perusahaan berfundamental baik untuk go public," katanya.