Rakernas PDIP

Yang Menanti Pinangan Sang Bunda

VIVAnews – Rendahnya tingkat elektibilitas Megawati Soekarnoputri dibandingkan dengan Susilo Bambang Yudhoyono dalam berbagai polling terakhir menyebabkan ia harus ekstra cermat dalam memilih calon wakil presiden.

Saat ini tingkat elektibilitas Megawati diberbagai jajak pendapat berkisar 12–17 persen,  sedangkan Yudhoyono sekitar 27 hingga 32 persen.  Artinya, Megawati membutuhkan minimal 16 persen lagi untuk mengalahkan Yudhoyono. Caranya antara lain dengan memilih calon wakil presiden yang memiliki daya jual tinggi.
 
Dari sekian banyak calon, sudah tersaring lima kandidat, yaitu Akbar Tanjung, Hidayat Nur Wahid, Sri Sultan HB X, Sutiyoso dan Prabowo Subianto. Bagaimana komentar mereka menanggapi “pinangan” dari Megawati ini? Berikut petikannya.

Akbar Tandjung (mantan Ketua Umum Golkar, Pendiri Akbar Tandjung Istitute)

Politisi, kelahiran Sibolga, 14 Agustus 1945 tersebut  merupakan mantan aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Universitas Indonesia dan Laskar Ampera Arief Rahman Hakim. Prestasinya yang moncer dalam memimpin organisasi menjadi jalan mulus baginya dalam berkarir di jalur politik hingga mencapai pucuk pimpinan  Golkar pada 1998 hingga 2004.

Itukan saya belum tahu sejauh mana. Itu belum menjadi putusan. Ya sebaiknya kita tunggulah putusan rapat kerja nasional (rakernas) dari PDIP. Jadi ditunggu sajalah.

Sebaiknya untuk memberikan komentar lebih jauh. Itu memang produk daripada rakernas. Kalau sekarang ini saya belum bisa memberikan komentar lebih jauh.

Sekarang ini saya belum bisa mengatakan karena belum merupakan produk yang resmi. Saya hanya bisa mengatakan bahwa ini merupakan bentuk apresiasi kepada saya, kalau saya disebut. Tapi kalau dimintai memberikan tanggapan resminya, saya belum bisa memberi pendapat sekarang ini.



Hidayat Nur Wahid (Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat)

Kelahiran Klaten, 8 April 1960 ini merupakan Ketua MPR periode 2004 – 2009. Sebelumnya menjabat Presiden Partai Keadilan Sejahtera sejak tahun 2001, hingga mengundurkan diri ketika terpilih sebagai Ketua MPR. Sekarang diajukan menjadi calon presiden oleh PKS. Dia juga masuk bursa kandidat cawapres Megawati.

PKS sudah mempunyai keputusan. Keputusan capres dan cawapres PKS itu ada di Majelis Syuro PKS. Majelis Syuro PKS akan melakukan sidang setelah mengetahui hasil Pemilu Legislatif. Kalau suara PKS tidak signifikan, tentu PKS tidak perlu bicara capres dan cawapres.

Kalau suaranya mencapai 20 persen, sangat mungkin PKS akan mengajukan kadernya sebagai capres. Dalam posisi itu PKS tidak akan digandeng, tapi akan menggandeng.

Pada Pemilu 2004 pun yang kami dukung SBY dan JK, yang bukan dari Partai Islam. SBY dari Partai Demokrat, JK dari Golkar. Bagi PKS, berkoalisi bukan hal baru.

Jadi kalau artinya tahun 2009 PKS berkoalisi lagi dengan partai-partai nasionalis-sekuler misalnya, itu sudah pernah dilakukan. Dan partai nasionalis-sekuler bukan hanya PDIP. Ada Demokrat, Golkar, dan lain sebagainya. Jadi semua sangat mungkin dilakukan sesuai dengan visi dan misi PKS.

Soal capres perempuan? Megawati pernah jadi presiden. Pada periode itu, ketika Indonesia memiliki presiden perempuan, tidak ada partai politik, ulama, dan umat Islam Indonesia yang keluar dari Indonesia, meminta suaka politik keluar dari Indonesia karena presidennya perempuan. Itu tidak ada.

Faktanya, Indonesia pernah dipimpin presiden perempuan dan warga negara menerimanya. Kita tidak lagi parsial membicarakan presiden lelaki atau perempuan. Yang paling mendasar adalah peta perpolitikan. Dan terlalu dini untuk membicarakan itu. Intinya, PKS akan melaksanakan perundang-undangan (tentang capres) di Indonesia yang tidak mempermasalahkan gender, agama, ijazah, dan lain sebagainya.



Sultan Hamengku Buwono X  (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta)

Lahir di Yogyakarta, 2 Maret 1946 dengan nama Bendoro Raden Mas Herjuni Darpito.  Gubernur DIY sejak tahun 1998 ini merupakan penandatangan Deklarasi Ciganjur bersama Megawati. Tanggal 21 Januari lalu dia diundang ke kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar.


Kami tidak bicara soal capres. Hanya sarapan pagi sambil ngobrol. Saya diundang dalam Rapat Kerja Nasional PDIP  tanggal 27 dan 28 Januari di Solo.

Nah, sebelum Mega ke Solo, ada aktivitas di Yogya.  Saya bertanya apakah tanggal 26 Januari Mega bersedia mampir ke rumah saya. Itu saja. Tidak ada pembicaraan lain.
 
Mengenai cawapres, dari kemarin saya bilang, saya deklarasi kan untuk capres. Kita tidak  bicara (soal cawapres) itu.
 

 
Sutiyoso (mantan Gubernur DKI Jakarta)

Eks Sespri Sekjen Ungkap BAP KPK Bocor ke Pejabat Kementan

Pria kelahiran  Semarang, Jawa Tengah, 6 Desember 1944 ini , menghabiskan 10 tahun karirnya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Setelah pensiun pada 2007, ia mendeklarasikan diri maju sebagai capres pada pemilu 2009. Bersama Sultan HB X, Sutiyoso juga diundang ke kediaman Megawati.
 
Saya datang karena diundang Ibu, untuk datang tanggal 27 Rakernas PDIP di Solo.  Saya sendiri pernah jadi anak buah beliau waktu menjadi gubernur, beliau Presiden. Malah dia mendukung periode jabatan gubernur saya yang kedua.
 
Ibu pernah dua kali ke rumah saya. Makan di sana bersama pak Taufik (Kiemas). Maka tidak ada yang istimewa dalam konteks politik soal kunjungan saya kali ini.

Secara pribadi kami memang dekat, saya pernah ke rumah beliau. Beliau juga pernah ke kebun saya. Masak hubungan baik mau dirusak meski bersaing di bidang politik.
 
Mengenai cawapres, semuanya akan diputuskan di Solo.  Untuk tawaran cawapres, tidak ada tawaran tuh.
 
Apa saya menurunkan tawaran? Kita lihat saja habis pemilu.

Saat ini kan semua bisa berubah. PDIP juga akan menentukan cawapres setelah pemilu. Peta yang pasti itu setelah pemilu. Semua capres lain juga akan menentukan sikap setelah pemilu.


 
Prabowo Subianto (mantan Komandan Jendral Kopassus & Pangkostrad)

Kelahiran Jakarta, 17 Oktober 1951. Ia putra Begawan Ekonomi Indonesia Soemitro Djojohadikusumo dan mantan menantu Soeharto. Berkarir sebagai tentara, dan pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat dan Danjen Kopassus. Sekarang aktif menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia dan Capres dari Partai Gerindra.

Di kancah politik Indonesia, di zaman Orde Baru, Megawati bertahun-tahun menjadi oposisi atau penentang Pemerintahan Soeharto dengan segala konsekuensinya. Tetapi ketika naik ke tampuk kekuasaan, ia tak melakukan balas dendam politik kepada Soeharto. Dan dia teguh pada sikap yang telah dipilihnya. (Prabowo Subianto, dalam buku Mereka Bicara Mega, 12 Desember 2008)

Ada beberapa pandangan kita yang cocok. Saya nasionalis, beliau juga nasionalis. Saya komit dengan NKRI (negara kesatuan RI), beliau juga komit dengan NKRI.

Saya juga dicalonkan sebagai presiden oleh Partai Gerindra. Jadi apapun perkembangan ditentukan oleh pemilu legislatif. Saya tidak akan mengambil putusan tanpa bertanya pada partai saya, pada kader, konsultan dan penasihat di partai. (usai peluncuran buku Dari Pak Harto Untuk Indonesia di Auditorium Adhyana Wisma Antara, 21 Januari 2009)

Pemkot Tangsel rapikan kabel fiber optik yang semrawut

Rapikan Kabel Fiber Optik Semrawut di Tangsel, Ini 5 Titik yang jadi Sorotan Pemkot

Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan turun tangan langsung dalam melakukan imbauan dan penindakan semrawutnya kabel fiber optik.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024