"Tak Ada Alasan Minyak di Atas US$ 40/Barel"

VIVAnews - Harga minyak mentah dunia kembali terkoreksi setelah Gedung Putih memperingatkan adanya kemungkinan resesi Amerika Serikat akan berlanjut pada bulan depan.

Dalam volatilitas pasar, di New York Mercantile Exchange pada perdagangan pukul 10.05 WIB, Selasa 27 Januari 2008, harga minyak Light Sweet untuk pengiriman Maret naik 26 sen ke US$ 45,99 per barel. Minyak Brent juga turun US$ 3 ke level US$ 46,96.

Pada perdagangan Senin kemarin, harga minyak sempat menyentuh US$ 47,05 per barel. Harga minyak mentah Brent pengiriman Maret di ICE Futures London, Senin kemarin juga turun 95 sen menjadi US$ 47,42. 

Harga minyak mengalami pemulihan meski di tengah penurunan permintaan minyak. "Dalam logika saya, tidak ada alasan harga minyak di atas US$ 40 per barel," ujar analis Stephen Schork dalam The Schork Report, seperti yang dikutip dari Associated Press. "OPEC telah menurunkan produksi minyak karena tidak ada yang membeli minyak mereka."

AS merupakan konsumen energi terbesar di dunia. Lemah permintaan global untuk minyak mentah akan terus menumbangkan harga minyak.

Rizky Nazar Angkat Bicara Soal Dugaan Selingkuh, Beberkan Hal Ini

Cadangan minyak mentah di AS melonjak dalam tiga bulan terakhir. "Suatu tanda telah terjadi pemotongan belanja konsumen di tengah resesi terburuk dalam dekade terakhir," ujar Clarence Chu, pialang minyak dari Hudson Capital Energy, Singapura.

Parto Patrio

Terpopuler: Sakit yang Diidap Parto sampai Syifa Hadju Pernah Diperingatkan oleh Raffi Ahmad

Round-up dari kanal Showbiz pada Kamis, 26 April 2024. Salah satunya tentang sakit yang diidap Parto hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024