BI Kecewa Perbankan Syariah Kurang Berkembang

VIVAnews - Meski sudah 10 tahun berdiri, pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia belum seperti yang diharapkan. Market share perbankan syariah masih 2,08 persen jauh yang diharapkan sebesar lima persen.

Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Siti Fadrijah dilihat dari sisi aset saat ini baru mencapai Rp 47 triliun. Padahal jika market share bisa mencapai lima persen, maka asetnya harus mencapai Rp 90 triliun.

Yang tidak mengalami kenaikan signifikan adalah dari sisi debitor yang mencapai 589 ribu pada 2008, sementara pada 2007 mencapai 512 ribu. Dari sisi nasabah tercatat 2,895 juta pada 2007 dan naik 3,799 juta pada 2008. "Naik sekitar satu juta," kata dia di Jakarta, Rabu 29 Januari 2009.

Dari sisi jumlah bank, tahun 2008 terdapat dua tambahan bank umum syariah yaitu Bank Bukopin Syariah dan BRI Syariah. Dengan demikian jumlah bank umum syariah menjadi lima, dan jumlah Unit Usaha Syariah turun dua menjadi 27 unit.

Office channeling bank syariah hanya mencapai 1.452 kantor, sementara bank konvensional mencapai 6.500 kantor. Kendala lainnya dalam pengembangan syariah adalah sumber daya manusia. Tenaga pemasar bank syariah kurang bisa mempromosikannya, kalah dengan tenaga pemasar bank konvensional.

"Harusnya yang memasarkan produk bank syariah lebih pinter daripada yang memasarkan structured product. Ini yang memasarkan syariah tidakĀ  secanggih itu, agar bisa jalan sampai ke pelosok-plosok," sindir dia.

Untuk posisi finance deposit ratio (FDR) mencapai 111,7 persen. Dari sisi Non Performing Financing (NPF) gros mencapai 4,9 persen, dan NPF netto sebesar 2,4 persen.

Untuk lebih mempromosikan ekonomi syariah, BI akan menyelenggarakan Festival Ekonomi Syariah pada 4 -8 Februari 2009, dengan tema Indonesia Bisa Lebih Sejahtera. Acara tersebut diikuti 14 bank umum syariah/unit usaha syaria, BPR syariah dan lembaga keuangan non bank syariah.

Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri

Ada yang Janggal dalam Surat Sakit Gus Muhdlor, KPK: Ini Agak Lain Suratnya

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor dipanggil KPK hari ini untuk diperiksa terkait kasus dugaan korupsi pemotongan insentif pegawai BPBD di Sidoarjo.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024