Review Sepekan

Pasar Saham Tak Bergairah

VIVAnews - Sepanjang pekan ini, pasar saham kurang bergairah dan atraktif. Volume dan likuiditas saham juga relatif kecil, dengan nilai transaksi harian hanya sekitar Rp 1 triliun.

Dengan bergerak melambat, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi kehilangan kekuatan untuk menerobos ke atas, meski bursa global maupun regional bergerak di area positif.

Pengamat pasar modal David Cornelis dalam ulasan pasar akhir pekan yang diterima VIVAnews mengatakan, bursa bergerak mendatar dan bervariasi karena sentimen bursa Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar masih mencermati data ekonomi serta keluarnya kinerja keuangan emiten.

"Indikasi yang terlihat, pelaku pasar mulai mengakumulasi (buy on weakness) yang memanfaatkan momentum pergerakan sideways IHSG," kata dia.

Menurut David, pelaku pasar menunggu terjadinya penembusan IHSG ke atas dengan volume di atas rata-rata. "Saat ini, probabilitas naik bagi IHSG lebih besar dibanding turun. Saat bersamaan, likuiditas rupiah cukup besar karena penyerapan lelang SBI (Sertifikat Bank Indonesia) Rp 80 triliun," ujar dia.

Faktor yang membuat pergerakan bursa bervariasi (mixed) adalah berita Caterpillar yang merumahkan 20.000 karyawan dan data penjualan rumah (existing home) di AS Desember naik menjadi 6,5 persen.

OJK Beberkan Kunci Hadapi Memanasnya Dinamika Ekonomi Global

Namun, penjualan rumah baru untuk Desember turun 14,7 persen dan indeks kepercayaan konsumen Januari turun menjadi 37,7 atau merupakan level terendah.

David menambahkan, indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) di Australia turun 0,3 persen, tingkat pengangguran di Jepang selama Desember 4,4 persen, serta data pengangguran di AS sudah mencapai 588 ribu atau 7,2 persen.

Angka ini di atas estimasi pasar sebelumnya. Bahkan, angka pengangguran diproyeksi lebih tinggi hingga sembilan persen pada 2009.

Pelemahan nilai tukar rupiah, dia melanjutkan, juga memberi sentimen negatif bagi bursa. Hal itu terkait dengan kerugian produk derivatif bank. Kerugian kurs bank akibat transaksi derivatif relatif besar sekitar US$ 3 miliar.

Di saat yang sama, bank sentral AS (The Federal Reserve) memutuskan untuk menahan suku bunga di level 0,25 persen. Kondisi itu otomatis tidak berpengaruh signifikan lagi untuk dapat mempengaruhi sektor riil dan pasar keuangan.

Meski demikian, paket stimulus ekonomi Presiden AS, Barack Obama, senilai US$ 825 miliar telah memperoleh persetujuan dari Senat dan DPR AS. Kondisi itu dapat membuat pelaku pasar lebih optimistis.

Sementara itu, inflasi Januari 2009 diperkirakan cukup rendah. Bahkan, ada kemungkinan terjadi deflasi, sehingga akan tercipta ruang untuk penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) lebih lanjut. Pada rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia 4 Februari mendatang, suku bunga diperkirakan turun 50 basis poin menjadi 8,25 persen.

"Februari ini, pasar akan dibanjiri keluarnya laporan keuangan emiten kuartal IV-2008. Angka-angka dalam laporan keuangan tersebut diproyeksi lebih baik dibandingkan ekspektasi pelaku pasar saat ini," katanya.
 
Perdagangan saham diperkirakan masih cenderung bersifat teknis dengan pola transaksi harian (intraday trading). Kisaran pergerakan IHSG sempit di sekitar 1.305-1.375.

"Arah IHSG tetap naik. Saham-saham yang bisa dicermati ASII, BBRI, BUMI, PGAS, dan TLKM," tuturnya.

Pemprov: Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan
Prabowo Subianto

Langkah Prabowo Larang Pendukung Demo di MK Dinilai Bisa Jaga Kesejukan Demokrasi

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengimbau para pendukung atau simpatisannya untuk mengurungkan aksi di Mahkamah Konstitusi (MK) atau tempat lainnya jelang putusan MK.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024