Ketua DPRD Tewas di Tengah Demo

Kapolri: Pengamanan Harusnya Dua Kali Lipat

VIVAnews - Tewasnya Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara, Abdul Aziz Angkat di tengah demonstrasi anarkhis yang menuntut pembentukan Provinsi tapanuli, diduga disebabkan tak imbangnya jumlah kepolisian dan demonstran. Saat kejadian, hanya ada 205 personel polisi, sementara jumlah demonstran mencapai 200 orang.

Kepala Kepolisian RI, Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengatakan pengamanan tersebut tak sesuai ketentuan. "Pengamanan harus berlipat dua, minimal. Itu protap [prosedur tetap]," kata Bambang Hendarso  usai melantik pejabat Polri di Markas Besar Kepolisian, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Rabu 4 Februari 2009.

Menurut dia, polisi sudah punya aturan sendiri. Ada panduan bagaimana pengamanan atas penyampaian di muka umum, atau kejadian-kejadian yang berpotensi menggangu ketertiban umum. "Tindakan kepolisian untuk mencegah supaya tidak terjadi peristiwa yang lebih luas.

Dalam pemberitahuannya ke polisi, Koordinator Aksi, FM Datumira Simanjuntak mengatakan massa yang datang di Gedung DPRD Sumatera Utara, berjumlah 5000 orang. Namun, pada pukul 09.00 WIB saat massa yang datang kurang lebih 700 orang, polisi hanya menurunkan satu kompi pasukan atau 100 orang.

Presiden Direktur P&G Indonesia Sebut Prospek Masa Depan Indonesia Cerah 

Menjelang pukul 11.00 WIB, massa diperkirakan 2000 orang, jumlah polisi pun ditambah dua peleton dari Kepolisian Daerah Sumatera Utara dan Brimob Polda. "Total 250 orang," kata Juru Bicara Polisi Abubakar, Selasa 3 Februari 2009.

Tewasnya Abdul Azis berawal dari aksi massa yang menuntut berdirinya Provinsi Tapanuli. Namun saat politisi Partai Golkar ini hendak dibawa menuju mobil untuk dilarikan, massa datang lebih banyak. Azis lalu pingsan dan dibawa lari ke rumah sakit. Namun nyawanya tak tertolong lagi, dia tewas di rumah sakit. Menurut versi polisi, dia kena serangan jantung.

Namun, keterangan dari sejumlah saksi, yang dikuatkan foto laman waspadaonline, Azis dipukuli oleh massa.

Bandara di Dubai, Uni Emirat Arab (UAE), tergenang banjir 17/4

Akibat Banjir, Penerbangan Perdana Maskapai Emirates Airbus 380 dengan 592 Penumpang dari Dubai ke Bali Dibatalkan

Banjir bandang yang merendam Dubai, Uni Emirat Arab pada 16 April 2024, berdampak pada penerbangan beberapa maskapai menuju Bali.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024