VIVAnews - Mobile-8, memperkirakan pertumbuhan penetrasi broadband di Indonesia mencapai 20-30 persen pada tahun ini.
Estimasi itu disampaikan oleh Dedi Irawan, Head of Data Business Mobile-8, usai peluncuran Mobi, solusi komunikasi data 3.5G CDMA besutan Mobile-8, di FX Building, Jakarta, Rabu 4 Februari 2009.
"Data dari sebuah firma riset menunjukkan pertumbuhan broadband Internet di Indonesia cukup signifikan tahun ini, yakni 20 hingga 30 persen," ujar Dedi.
Namun, penetrasi broadband di Indonesia pada tahun 2008, terbilang masih kecil, baru mencapai 0,08 persen saja. Artinya, bila pengguna Internet di Indonesia sekitar 20 juta orang, maka diperkirakan pengguna broadband hanya sekitar 1,6 juta.
Bila dibandingkan dengan negara tetangga, angka itu jelas jauh tertinggal. Tengok saja Singapura dan Brunei Darussalam.
Berdasarkan data BuddeComm, sekitar 80 persen pengguna Internet rumah tangga di Singapura, sudah memiliki akses broadband sejak awal 2008. Sementara pemakai sambungan internet pita lebar Brunei Darussalam juga sudah mencapai 55 persen.
"Oleh sebab itu, kami coba mengembangkan pasar mobile broadband Internet di Tanah Air. Sehingga, pengguna dengan mudah dapat mengakses Internet dengan cepat, di manapun," ucap Dedi.
Saat ini, lanjut Dedi, pemain broadband Internet berbasis teknologi CDMA EVDO Rev.A di Indonesia, baru tiga perusahaan, Smart Telecom, Indosat StarOne, dan Mobile-8.
Mobile-8 sendiri baru memiliki jaringan EVDO Rev.A di wilayah Jabodetabek. Dedi mengklaim sampai saat ini vendor pengusung produk Fren dan Hepi itu, memiliki 130 BTS CDMA EVDO Rev.A yang khusus melayani layanan data Mobi.
"Kami akan terus ekspansi di wilayah ini. Mudah-mudahan pada akhir tahun, Mobile-8 bisa membangun hingga 200 BTS EVDO," ujar Dedi.