Tahun 2009-2010

Investasi Elektronik Akan Capai US$ 200 Juta

VIVAnews - Ketua Umum Gabungan Elektronik Indonesia Rachmat Gobel memperkirakan akan ada investasi baru sebesar US$ 100-200 juta di sektor elektronik dalam jangka dua tahun ini. Beberapa perusahaan elektronik kini sudah mulai melakukan relokasi di Indonesia.

Relokasi itu, kata Rachmat, terjadi karena melihat potensi pasar domestik Indonesia yang sangat besar. "Investasi ini untuk memperkuat, menambah kapasitas dan memperbesar kapasitas produksinya, jadi bukan investor baru tapi investasi di pabrik yang sudah ada untuk dikembangkan lagi," kata Rachmat usai Dialog "Pengusaha Bertanya, Partai Politik Menjawab" di Hotel Four Seasons Jakarta, Jumat, 13 Februari 2009.

Sebagian investasi, kata dia, sudah ada yang masuk tapi beberapa sedang bersiap masuk. Relokasi investasi ini akan banyak terjadi pada produk elektronik segmen alat rumah rumah tangga dan televisi.

Arus Mobil saat Mudik 2024 Meningkat, Astra Infra Siapkan Hal Ini

"Karena penyerapan alat rumah tangga di Indonesia masih kecil, baru sekitar 18 - 20 persen," ujarnya. Investor yang melakukan relokasi, kata dia, berasal dari Jepang dan Korea.

Rachmat berharap dengan perkembangan baik ini, Indonesia suatu saat mampu menjadi eksportir elektronik karena daya saing biaya produksi di Indonesia lebih baik. "Pada waktu imbas krisis selesai dan ekonomi mulai membaik, kita bisa melaju menjadi eksportir," katanya.

Oleh karena itu, Rachmat berharap pemerintah tidak hanya memberikan stimulus dalam jangka pendek tapi juga jangka panjang. "Selain itu, pemerintah juga harus membuat kebijakan lain yang mendukung industri, seperti pengembangan industri komponen," katanya.

Kegiatan kelompok usaha PT Bumi Resources Tbk.

BUMI Resources Cetak Laba Bersih US$117,4 Juta di Tahun 2023

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan pendapatan secara konsolidasian mencapai US$6,57 miliar di sepanjang tahun 2023. Tercatat, bahwa pendapatan BUMI berdasarkan PSAK

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024