Permintaan Global MTN Capai US$7 Miliar

VIVAnews - Seperti halnya sukuk ritel, global medium term notes yang ditawarkan pemerintah di Pasar New York juga laku keras. Dari target US$1,5-2,5 miliar, penawaran yang masuk sampai US$ 7 miliar. Namun yang dimenangkan pemerintah hanya US$ 3 miliar.

"Itu kan lebih dari dua kali oversubscribe. Kalau kita hitung, target awal kan hanya US$ 1,5-2 miliar saja," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu di Gedung Depkeu, Jakarta, Jumat 27 Februari 2009.

Alasan hanya diambil US$ 3 miliar, kata Anggito, karena dua hal. Pertama, kebutuhan pembiyaan dalam APBN yakni untuk menutup defisit anggaran yang mencapai 2,5 persen atau sekitar Rp 139 triliun.

Kedua,  aliran modal, di mana foreign direct invesment mulai mengalami penurunan. Belum lagi dalam portofolio investasi telah terjadi dana keluar dan ke depan situasinya akan lebih buruk lagi, sehingga masuknya dana ini akan menambah cadangan devisa. 
"Kebetulan yield yang ditawarkan juga sesuai dengan benchmark kita. Bahkan lebih ketat, biaya premiumnya lebih kecil dari emerging market sovereign yang lain," kata Anggito.

Anggito menjelaskan, untuk kebutuhan menutup defisit anggaran, pemerintah memang berupaya keras menutup terlebih dahulu dari penerbitan obligasi dan sukuk. Jumlahnya mencapai Rp 100 triliun. "Dan kita akan menambah utang Rp 44,5 triliun itu akan diupayakan dari bond dulu, baru draw down option. Jadi triggers harus ada. Kita dalam penerbitan itu ada dua tujuan. Pertama untuk APBN dan kedua untuk cadangan devisa," ujarnya.

Mengenai yield dan kupon yang tinggi, Anggito menilai sebagai hal yang wajar. "Yang memang secondary market segitu, di tambah dengan premium ya, new issued premium," katanya. Untuk global medium term notes berjangka waktu lima tahun yang jatuh tempo 2014, pemerintah menetapkan kupon 10,375 persen dan yield 10,50 yield. Sementara untuk yang berjangka 10 tahun kuponnya 11,625 persen dan yield 11,75 persen.

Adanya new issued premium, kata Anggito, ada kaitannya dengan krisis global. "Kalau kita lihat, premium kita masih di bawah emerging markets sovereign yang lain. Yang 10 tahun juga demikian sehingga dapat diyakini bahwa penerbitan global bond tadi malam itu tetap merupakan transaksi yang bagus, sukses," ujarnya.

Top Trending: Suami Sandra Dewi Punya Saham Triliunan, Ramalan Jayabaya Soal Masa Depan Indonesia

Global MTN ini sebelumnya telah di daftarkan pada 28 Januari 2009 dan merupakan tindak lanjut dari serangkaian pertemuan dengan investor yang dilaksanakan pada 2-12 Februari 2009.

Penawaran ini terdiri atas dua tranches yaitu tranche pertama sebesar US$1 miliar untuk jangka waktu lima tahun yang akan jatih tempo pada bulan Mei 2014 dengan yield 10,5 persen, harga 99,455 persen dan kupon 10,375 persen dan tranche ke dua sebesar US$2 miliar untuk jangka waktu 10 tahun yang akan jatuh tempo pada Maret 2019 dengan yield 11,75 persen, harga 99,276 persen.

Harga untuk kedua tranches ini terbentuk di bawah price whisper dan berada di rentang bawah dari price guidance.

Nikita Mirzani

Terungkap, Alasan Rizky Irmansyah Sukses Curi Perhatian Nikita Mirzani

Di mata Nikita Mirzani, Rizky Irmansyah adalah sosok laki-laki berbeda dan memiliki daya tarik tersendiri.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024