VIVAnews - Siapa yang menyangka jika kunci keberhasilan Ben Foster dan Manchester United di final Piala Carling lalu terletak pada sebuah iPod. Beruntung, tindakan ini tak berbuntut sanksi.
Foster memang menggunakan teknologi ini untuk mempelajari sepakan pemain Spurs di drama adu penalti. Namun, Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) mengaku tak bisa menyalahkan hal itu karena tidak diatur di FIFA.
Seperti yang dilansir yahoosport, Selasa, 3 Maret 2009, Foster telah menggunakan iPod itu untuk melihat video tendangan penalti pemain-pemain Spurs. Terakhir, Spurs melakoni drama adu penalti setahun lalu ketika mereka kalah dari PSV Eindhoven di Piala UEFA.
Video rekaman itu yang digunakan Foster untuk menganalisa tendangan beberapa eksekutor Spurs, termasuk Jamie O'Hara yang menjadi penendang pertama Spurs. Dalam adu penalti itu, O'Hara juga mengarahkan bola ke kiri sama seperti yang telah dilakukannya setahun lalu.
“Beberapa saat sebelum tembakan saya melihat di iPod milik pelatih kiper Eric Steele dan disitu saya melihat pemain-pemain Spurs melakukan tendangan penalti," ujar Foster.
Alhasil, Manchester United berhasil menang telak dalam drama adu penalti di Wembley lalu. Foster berhasil membuat tiga penembak Spurs gagal menjaringkan bola sekaligus unggul 4-1.
Sebenarnya Presiden FIFA Sepp Blatter menentang penggunaan segala bentuk teknologi video, meskipun itu digunakan untuk melihat apakah bola telah melewati garis gawang atau tidak.
Tapi, ide penggunaan iPod ini benar-benar baru dan tidak melawan aturan pertandingan. Hal itu yang membuat FA tak memberikan sanksi kepada Foster maupun United atas penggunaan iPod itu.
"Apa yang terjadi tidak melanggar aturan jadi kami tidak bisa melakukan investigasi lebih jauh," ujar juru bicara FA.
Mantan wasit Liga Inggris, Graham Poll mempunyai pendapat lain. Kepada Daily Mail, Poll menilai penggunaan teknologi iPod menunjukkan bahwa masih ada celah dalam aturan FIFA
Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa
Kementan lepas ekspor komoditas kelor 21 ton ke Cina, komoditas kelapa 33 ton ke Yordania, komoditas teh 200 kilogram ke Turki dan Rusia.
