Krisis Keuangan

AS Berkepentingan Selamatkan AIG

VIVAnews - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menilai bahwa pemberian pinjaman talangan untuk kali keempat kepada perusahaan asuransi American International Group (AIG) Inc. merupakan langkah yang tepat. Apalagi, laporan terbaru AIG Senin, 2 Maret 2009, mengungkapkan bahwa dalam kuartal terakhir 2008 saja, perusahaan asuransi terbesar di AS itu rugi US$61,7 miliar.
 
Dalam pernyataan bersama, Departemen Keuangan dan Bank Sentral AS menyatakan perlu langkah penyelamatan sesegera mungkin untuk mencegah AIG dari kehancuran karena bisa mempengaruhi sistem keuangan negara itu.

"Dengan berlanjutnya risiko sistemik AIG dan kondisi pasar yang rapuh, beban potensial bagi ekonomi dan para pembayar pajak akan sangat tinggi bila pemerintah bertindak lamban," demikian pernyataan bersama Departemen Keuangan dan Bank Sentral AS, seperti yang dikutip Straits Times.

Kepala Eksekutif Korporat (CEO) AIG, Edward Liddy, menilai bahwa kondisi pasar saat ini sedang tidak bagus sehingga pemulihan perusahaannya bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Itulah sebabnya AIG, untuk kali keempat, mendapat jaminan pinjaman talangan dari pemerintah sebesar US$30 miliar. Sebelumnya AIG sudah mendapat dana talangan dari pemerintah US$150 miliar dengan konsekuensi pemerintah menguasai 80 persen kepemilikan AIG.

Pekan lalu, pemerintah juga memberi pinjaman talangan baru kepada Citigroup Inc. Sama seperti AIG, Citigroup tengah berjuang untuk menjual aset-aset bisnisnya sekaligus berupaya menambah pendapatan untuk mengembalikan pinjaman kepada pemerintah.

Cincin di Jari Manis Han So Hee Jadi Bukti Cinta? Kembali ke Korea Usai Kencan dengan Ryu Jun Yeol
Ilustrasi menabung.

Tabungan Bisa Terkikis Inflasi, Ini Bisa Jadi Salah Satu Opsi Simpanan

Tabungan dinilai bisa terkikis akibat inflasi kenaikan biaya hidup dan laju inflasi yang diprediksi bisa tinggi.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024