Harapan Rakyat Palestina di Jalur Gaza

Daripada Bantuan, Lebih Baik Blokade Dicabut

VIVAnews - Masyarakat internasional telah mengumpulkan dana bantuan US$ 4,5 miliar untuk membantu Palestina. Sebagian besar dana itu akan digunakan untuk memulihkan wilayah Gaza yang hancur akibat serangan Israel awal 2009.

Namun, tidak semua rakyat Gaza antusias menyambut bantuan dana itu. Bahkan, mereka memilih perbatasan Gaza-Mesir dibuka dari pada menerima sumbangan. Seorang warga yang biasa menyelundupkan barang ke Gaza lewat terowongan bawah tanah ingin sekali menyalurkan barang-barang secara legal tanpa perlu khawatir atas ancaman bom Israel.

"Saya menginginkan gencatan senjata dan perbatasan dibuka, menyeberangi perbatasan jauh lebih baik dari pada lewat terowongan yang juga bisa mendadak runtuh," kata Abu Mahmoud, penyelundup berusia 22 tahun, di Rafah.

Lima pekerja di terowongan tewas pada Minggu (1/3) ketika terowongan runtuh akibat hujan lebat. Salah satu di antara mereka adalah Ahmed Abu Samhadaneh, mahasiswa tingkat dua. Dia merupakan tulang punggung keluarga.

"Jika perbatasan dibuka, anak saya pasti masih hidup dan tidak perlu bekerja dalam terowongan," kata Issam, ayah Ahmed.

Israel dan Mesir memblokade Gaza sejak kelompok militan Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni 2007. Blokade ini memperburuk kesejahteraan warga dan memperkuat militansi Hamas.

Penyalur onderdil kendaraan di kota Gaza, Nayef Masharawi menyatakan blokade berakibat buruk bagi usahanya. Masharawi mengatakan ia terpaksa membeli barang-barang dengan harga dua kali lipat. "Dulu pada 1970-an, saya bisa pergi langsung ke kota pelabuhan Haifa tanpa perlu pengecekan perbatasan," kata Masharawi.

Ada pula warga kota Gaza yang berharap pada dana bantuan yang terkumpul dalam konferensi di resor Sharm el-Sheik, Mesir. Ibu rumah tangga Sulafa Ayyad berharap bisa mendapatkan kompensasi untuk rumah dua lantainya yang rusak di kawasan Zeitoun, kota Gaza.

Ayyad menyatakan keluarganya baru menerima US$ 200 dari komite kesejahteraan lingkungan. Dia juga mengatakan ada kebingungan apakah keluarganya bisa mendapat dana bantuan dari Hamas atau lembaga pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

"Saya senang dunia mendukung kami, tapi saya harap ini tidak hanya omong kosong seperti yang telah saya terima hingga sekarang," kata Ayyad. (AP)

Usai Menlu Cina, Eks PM Inggris Tony Blair Datangi Istana Temui Jokowi
Viral Aksi Pengemudi Toyota Fortuner

5 Fakta Mengejutkan di Balik Kasus Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat TNI Palsu

Pengemudi Fortuner arogan yang memakai pelat nomor TNI akhirnya ditangkap pihak kepolisian dan ditetapkan sebagai tersangka. Ada fakta-fakta mengejutkan di kasus ini.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024