Kisah dari Pembaca eks Tapol

Proyek Pelabuhan (IV)

VIVAnews -  Permusuhan antara Mayor Supeno dan terutama dengan Mayor Eddy Sirodz berlanjut ditempat lain karena anggota Batalyon 308 termasuk bertugas jaga di perbatasan Kabupaten Serang dengan Tangerang di Cikande, dimana ada pos gabungan untuk memeriksa hasil bumi yang keluar Bantaen, dan harus ada pembayaran retribusi daerah, katanya sih untuk membiayai pembangunan atau rehabilitasi daerah.

Suatu ketika lewat truk membawa kopra dan ternyata tidak dilengkapi surat izin yang diperlukan. Petugas CPM ingin meloloskan truk tersebut, tetapi anggota Yon 308 menahan. Setelah mendapat laporan, Mayor Supeno tetap menahan truk dan kemudian melelang muatannya dan hasilnya dibagi-bagikan kepada anggota Yon 308 dalam bentuk sarung.

Pada saat-saat demikian memang kekuasaan dan wewenang anggota militer sudah mulai terasa dan mereka dalam skala kecil mengatur daerah dengan kemauan sendiri-sendiri, rupanya tidak ada koordinasi.

Setelah pengerukan memakai kapal keruk ember, bucket type dredger, rupanya Korem mendapat informasi bahwa di Indramayu ada kapal keruk menganggur. Maka tapol ditugaskan ke Indramayu untuk mengambil kapal keruk jenis hisap (suction type dredger). Kapal keruk ini berukuran besar dengan twin engine besar dan harus dipreteli lebuh dulu,untuk kemudian dirakit kembali di Banten.

Dua insinyur berangkat, disertai beberapa tahanan berpendidikan STM ke Prawirokepolo, Indramayu, dikawal satu regu tentara dari Denpal Serang Detasemen Peralatan. Denpal Serang saat itu berada dibawah pimpinan Kapten Obos Siopandji, saya pernah bertemu kembali setelah bebas dari Buru dan beliau jadi Ketua DPRD Bogor.

Kalau Ir.Soerjo Darsono dan Ir.Mamad bertugas membongkar kapal keruk di Indramayu, saya bertugas menerima kembali di Karangantu dan untuk itu saya harus belajar mengoperasikan mobile crane.

SIM Mati Bisa Diperpanjang, Tidak Perlu Bikin Baru

Semua peralatan dipinjam dari toko besar gratis : Proyek Cilegon! Kadang-kadang bahkan dengan cara paksa : kami sebagai petunjuk jalan masuk proyek dan ambil begitu saja alat yang diperlukan,tanpa minta izin. Dan keperluan apa saja juga kami yang menentukan. Proyek terbengkalai selama beberapa tahun dan kalau alat-lalat impor itu tidak dipergunakan kan sayang.

Apa saja bisa kami ambil, puluhan truk diesel buatan Jerman dan Hongaria : Werdau dan Csepel,pemecah batu (stone crusher), kompressor, kran mobil, bulldozer, trailer dan sebagainya.

Selama berkerja di Karangantu keahlian saya bertambah : mengoperasikan kran mobil untuk menurunkan barang-barang dari atas trailer, mengoperasikan bulldozer untuk meratakan tanah, dilatih oleh Sersam Mayor Pairin dari Zipur karena terpaksa, saat dia harus meratakan tanah bekas kuburan dia takut.

Masyarakat Diimbau Waspada Terhadap Penawaran Paket Umrah dan Haji Harga Murah

"Baik, latih saya dan saya yang akan meratakan kuburan", dan memang ada heboh kecil, saat meratakan kuburan saya mengeduk terlalu dalam dan rangka jenazah ikut terdorong oleh bulldozer sehinga masyarakat sekita ribut sebentar. Buru-buru saya timbun kembali dengan tanah dan mereka diam.

Keahlian lain adalah mengelas dan di bidang ini saya bertahun-tahu kemudian saat  pindah ke proyek jalan,jadi semacam keahlian khusus yang banyak dipergunakan. Saat masih bekerja di proyek kami dengar bahwa Ir. Hari Sarwadji diambil dan dibawa petugas CPM ke Bandung.

Kami semua was-was : ada pemeriksaan lagi? Di bon? Ternyata kemudian, dia dibebaskan atas usaha kerabatnya yg jadi Komandan Kavaleri Kol.Subiantoro. Memang bebas adalah keinginan setiap orang yang ditahan.

Kakak kandung Ir.Soerjo Darsono yang Ketua Mahkamah Agung juga pernah datang menengok kami dan menawarkan gagasan pembebasan beberapa sarjana. Pertanyaan kami,  bisa tidak membebaskan semua tahanan?

Kalau untuk itu beliau, Mr.Soerjadi, tidak sanggup. Pembebasan kami batal dan kami memilih bersama ratusan tahanan lain tetap berstatus tahanan!

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia

Pernah Dampingi Gibran ke Papua, Bahlil Bantah Tudingan Tak Netral

Bahlil Lahadalia merespons tudingan dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di MK. Ia dituding tak netral dengan mendampingi Gibran Rakabuming Raka ke Papua.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024