Perdagangan Saham

Sindrom Wall Street Mewabah ke Asia

VIVAnews - Hampir semua indeks harga saham di bursa utama kawasan Asia dan Australia ditutup melemah di akhir perdagangan Selasa sore 3 Maret 2009. Pemicunya adalah kemerosotan yang dialami indeks saham di bursa Wall Street, Amerika Serikat (AS) kemarin setelah para investor bereaksi atas belum pulihnya sistem keuangan di AS.

Perusahaan asuransi terbesar American International Group (AIG) mengaku menderita kerugian US$62 miliar dalam triwulan terakhir 2008. Itu merupakan kerugian terbesar dalam sejarah korporasi AS, padahal AIG telah berkali-kali menerima pinjaman talangan dari pemerintah.

Selain itu, bank terbesar Eropa, HSBC, mengungkapkan bahwa mereka akan menutup layanan pinjaman konsumen di Amerika Serikat (AS).

Viral Video Transformasi Makeup Pengantin Jadi Sorotan Netizen

Tak hanya itu, HSBC akan menutup unit pinjaman di AS selama lima tahun akibat runtuhnya pasar hipotek kelas menengah di negara itu. Akibatnya, 6.100 staf HSBC di AS siap-siap hengkang dari kantor mereka.

Saham di bursa Tokyo sempat anjlok hingga mencapai level terendah dalam 26 tahun terakhir. "Banyak ketakutan yang sangat mempengaruhi transaksi saham saat ini," kata Lucinda Chan, direktur Macquarie Private Wealth di Sydney. "Terjadi aksi ambil untung pada saat ini dan saya kira keadaan akan bertambah buruk sebelum membaik," lanjut Chan.

Indeks acuan Nikkei 225 kehilangan 50,43 poin (0,7 persen) menjadi 7.229,72, setelah mengalami penurunan sebesar 3,8 persen pada Senin kemarin. Di awal transaksi, indeks Nikkei mencapai level terendah sejak 27 Oktober, 26 tahun silam. Sedangkan indeks selain Nikkei, indeks Topix, ditutup ke level terendah sejak Desember 1983.

Indeks Hang Seng (Hong Kong) turun 239,11 poin (1,9 persen) menjadi 12.078,29. Indeks Shanghai (China) turun 1,1 persen. Indeks saham di Australia, Singapure, India, dan Taiwan juga mengalami penurunan.

Sedangkan indeks Kospi (Korea Selatan) menguat 0,7 persen menjadi 1.025,57 karena mata uang won cukup menguat setelah anjlok dalam sebelas tahun terakhir, Senin kemarin.

Harga minyak mentah ditutup menguat setelah kemarin turun, dengan minyak mentah light sweet untuk pengiriman April naik delapan sen menjadi US$ 40,23 per barel di transaksi Asia. Kemarin, nilai kontrakl jatuh sebesar US$ 4,61 (lebih dari sepuluh persen) menjadi US$ 40,15 di New York Mercantile Exchange.

Di pasar valuta, nilai tukar dolar AS terhadap yen menguat dari 97,11 yen menjadi 97.56 yen per dolar AS. Nilai euro melemah menjadi US$ 1,2642 per dolar AS dari US$ 1,2554. (AP)

Lolos Jadi Anggota DPR, Denny Cagur Ungkap Kenangan Haru dengan Almarhumah Ibu
Anies hadiri acara penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wakil Presiden Terpilih di KPU.

Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak

Anies juga merespons soal kemungkinan dirinya bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto, termasuk jika ditawari kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024