Harga Pangan Dunia Naik, Waspadai Gizi Buruk

VIVAnews - International Food Policy Research Institute (IFPRI) memperkirakan pertumbuhan harga pangan dunia yang melebihi pemulihan ekonomi bisa menimbulkan kekhawatiran tersendiri, yaitu perihal gizi buruk.

"IFRI sepakat untuk menyebarkan pesan adanya ketahanan pangan dan gizi," kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krishnamurti di kantornya, Rabu, 4 Maret 2009.

Penekanan pada gizi, menurut Bayu, dilakukan setelah IFPRI menemukan bukti kuat bahwa kondisi gizi buruk akan menyebabkan kondisi ekonomi turut memburuk pada 20 hingga 30 tahun ke depan.

Gibran Akan Temui Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

"Dalam artian, pangan memang tidak dikorbankan tapi gizi yang akan dikorbankan. Ini yang menjadi sesuatu yang dikhawatirkan," ujarnya.

Bayu menuturkan, efek rendahnya investasi di bidang pertanian akan lebih besar dibanding rendahnya pertumbuhan produksi pangan. "Ini akan terjadi dalam waktu dekat," kata dia.

Dia menambahkan, untuk mengatasi krisis pangan tersebut dibutuhkan pendekatan baru. "Indonesia mendukung ide untuk multinational stock untuk pangan, seperti dalam ASEAN Food Stock System," tutur Bayu.

Menurut Bayu, stok regional hanya memberikan jaminan pada negara-negara jika ada gangguan pangan untuk meminta bantuan. "Karena Indonesia pada 2008 punya stok beras yang relatif kuat, surplus hingga 1,5 juta ton, maka dapat menjadi pelajaran banyak negara kalau ada stok cukup kuat di level regional, maka negara-negara sekawasan juga akan aman," ujarnya.

Selian itu, kata Bayu, juga perlu keterbukaan informasi secara global tentang persediaan pangan. "Namun, karena masalah pangan terkait dengan negara masing-masing, maka setiap negara harus mengembangkan sistem ketahanan pangan sendiri," ujarnya.

Berdasarkan hasil diskusi dengan Direktur Jenderal IFRI Joachim von Braun, Bayu mengatakan jika terpaksa memilih dari dana yang sedikit untuk dilakukan investasi, maka laksanakan investasi di pangan dan gizi.

"Investasi juga perlu dilakukan untuk inovasi kelembagaan demi membantu masyarakat miskin dan petani kecil," kata dia.

Presiden Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Delegasi Korea Utara Kunjungi Iran, Isu Kerjasama Semakin Kuat

Delegasi negara Republik Korea Utara yang dipimpin oleh menteri kabinet perdagangan internasional, melakukan kunjungan negara ke Iran, kata media resmi pemerintah Korut.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024