VIVAnews - Aksi ambil untung (profit taking) investor pada sejumlah saham disinyalir menjadi faktor utama kembali bergerak negatifnya indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia.
IHSG berakhir negatif di level 1.288,07 atau turun 1,31 poin (0,11 persen) pada transaksi sesi II Kamis, 5 Maret 2009. Sedangkan pada sesi I, IHSG ditutup menguat 4,71 poin atau 0,37 persen di level 1.294,09.
Total nilai transaksi yang dibukukan mencapai Rp 1,38 triliun dengan frekuensi 41.620 kali. Sebanyak 49 saham menguat, 70 melemah, 41 stagnan, serta sebanyak 302 saham tidak terjadi transaksi.
Menurut pengamat pasar modal Ukie Jaya Mahendra, profit taking yang dilakukan pemodal pada sejumlah saham, terutama sektor perbankan yang menguat beberapa hari terakhir akibat penurunan BI rate sepertinya menjadi katalis pelemahan IHSG yang pada awal dan sesi pertama menguat.
"Pembalikan arah melemah (technical correction) bursa regional seperti Hang Seng dan Straits Times turut mendorong adanya aksi ambil untung pelaku pasar," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis.
Di bursa Asia, saat IHSG ditutup bergerak variatif. Hang Seng Index melemah 119,91 poin atau 0,97 persen ke posisi 12.211,24, Nikkei 225 naik 142,53 poin (1,95 persen) ke level 7.433,49, dan Straits Times Singapura terkoreksi 25,64 poin atau 1,66 persen menjadi 1.518,70.
Sedangkan di bursa Wall Street pada perdagangan Rabu sore waktu New York atau Kamis dini hari WIB, indeks Dow Jones kembali menguat 149,82 poin atau 2,235 persen ke level 6.875,84. Indeks Nasdaq naik 32,37 poin atau 2,48 persen menjadi 1.353,47 dan S&P 500 terangkat 16,54 poin atau 2,38 persen di posisi 712,87.
Di Bursa Efek Indonesia, saham-saham yang mengalami penurunan harga terbesar antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang melemah Rp 100 (2,54 persen) ke level Rp 3.825, PT Petrosea Tbk (PTRO) turun Rp 100 atau 0,98 persen menjadi Rp 10.050, PT Ultra Jaya Milk Tbk (ULTJ) terkoreksi Rp 90 (12 persen) di posisi Rp 660, PT Triwira Insan Lestari Tbk (TRIL) turun Rp 80 atau 21,05 persen ke level Rp 300, dan PT Bank Danamon Tbk (BDMN) yang ditutup melemah Rp 75 (2,85 persen) menjadi Rp 2.550.