VIVAnews – Karena khawatir berdampak buruk, sekitar 50 orang perwakilan warga Kampung Sondakan RT 02 dan 03 RW 04 Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan Solo, melakukan aksi demonstrasi menuntut pembongkaran tower milik Indosat di daerah tersebut, Senin 20 Oktober 2008.
Aksi juga dilatarbelakangi macetnya komunikasi antara warga dan Indosat. Salah satu warga Kampung Sondakan, Haryanto mengatakan sejak menara 2001 lalu, tak satu pun utusan dari Indosat yang datang untuk melakukan sosialisasi dengan warga, demikian pula ketika memperpanjang kontrak kedua sampai 2016. ”Kami sebagai tuan rumah jelas merasa tidak dihormati," kata Haryanto.
Penolakan warga hari ini, katanya, merupakan akumulasi sejak 2001. Warga sebenarnya sudah melakukan pertemuan tiga kali dengan Indosat, namun solusi tak didapat.
Secara terpisah, Manager Marketing and Communication Indosat Cabang Solo, Sumaryana, mengatakan bahwa pendirian menara sudah sesuai prosedur pendirian. Menurutnya, menara didirikan agar jaringan di sekitar Kelurahan Sondakan lebih kuat.
"Sejak awal pendirian, tidak pernah ada masalah,” katanya. Sumaryana mengatakan meski Indosat Solo yang bertanggungjawab atas layanan, yang bertanggungjawab dan mengurusi pendirian menara tersebut adalah Indosat Semarang.
Ditambahkannya, Indosat siap menanggapi tuntutan warga. ”Kalaupun harus sampai ke pengadilan, kami sudah siap," katanya. *Laporan kontributor Panca Okta/Solo