VIVAnews - Kalangan perbankan serentak menaikkan suku bunga kredit perumahan (KPR) karena khawatir dengan ancaman krisis keuangan yang merembet ke Indonesia.
Sejumlah bank serentak menaikkan suku bunga KPR. Beberapa diantaranya adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan bank-bank lainnya.
"Kami akan menaikkan suku bunga KPR secara bertahap," ujar Direktur Bank Mandiri, Abdurrahman di Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2008. Menurut dia, selain menaikkan bunga, Mandiri juga mengurangi plafon pinjaman untuk perumahan.
"Kami menjamin kredit perumahan tetap dapat diperoleh dengan bermacam-macam angsuran, bunga kredit perumahan ini tidak tetap, melainkan berjenjang," kata Abdurrahman.
Bank Permata, menurut seorang stafnya, malah menaikkan suku bunga seminggu sekali. Enam bulan lalu, kredit rumah masih 9 persen. Namun, karena trennya terus meningkat saat ini suku bunga KPR Bank Permata sudah 16,25 persen. "Itu berlaku tetap untuk dua tahun, tetapi setelah itu bisa berubah tergantung perkembangannya."
Analis perbankan dari BRI, Joko Retnadi juga mengemukakanĀ sejak tiga bulan lalu perbankan rata-rata menaikkan suku bunga 2 - 3 persen menjadi sekitar 15 - 16 persen. Bahkan, dibandingkanĀ enam bulan lalu sudah naik 6 persen.
"Kenaikan ini dilakukan untuk menghindari risiko kredit," ujar Joko, Kamis, 23 Oktober 2008.
Gejolak krisis keuangan yang menghantam dunia memang menimbulkan perbankan krisis likuiditas. Untuk mengamankannya, mereka mengerem pinjaman, selain menaikkan pendapatan dengan cara menaikkan suku bunga. Di sisi lain, Bank Indonesia terus menaikkan suku bunga pinjaman.
Analis perbankan dari BNI, Ryan Kiryanto menilai hampir semua bank sudah menaikkan suku bunga KPR. Bahkan, saat ini suku bunga dan alokasi pinjaman untuk perumahan sudah terlanjur tinggi. Karena itu, bank-bank berusaha mengerem pinjaman untuk KPR guna menjaga likuiditas mereka.