VIVAnews – Sedikitnya 100 mahasiswa di Bali yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa, Sabtu, 1 November 2008, menggelar demo di depan kampus Universitas Udayana, Jalan Panglima Besar Sudirman, Denpasar.
Dalam demo tersebut, sejumlah poster bertuliskan penolakan pelaksanaan sampai dengan ancaman pembangkangan sipil atas pemberlakuan Undang-Undang Pornografi, serta mendukung dilakukan judicial review.
Tak hanya itu, demo yang dipimpin Ahmad Haris ini membeberkan keburukan pengesahan UU ini. Antara lain, tak ada batasan yang jelas sehingga membingungkan dan multitafsir. “UU ini merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah dalam hal moral pada tiap warga negaranya,” kata Ahmad.
Tak hanya itu, kemunculan UU ini juga rawan menimbulkan konflik horizontal dan pada akhirnya mengancam integrasi dan persatuan bangsa. Selain itu, kata dia, UU itu dinilai merendahkan martabat dan mengkriminalkan perempuan, mengancam keragaman budaya bangsa, kebebasan berkesenian dan ekspresi, menimbulkan aksi sepihak masyarakat yang memunculkan konflik terus menerus.
“Isi yang ada di UU Pornografi sebagian besar telah tercantum dalam KUHP sehingga terjadi tumpang tindih. Ditambah lagi hukuman pelaku pornografi lebih berat jika dibanding para koruptor,” katanya.
Laporan: Wima Saraswati/Bali
Hari Kedua Pasca-Libur Lebaran, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kelima di Dunia
Kualitas udara di DKI Jakarta menjadi yang terburuk kelima di dunia pada hari kedua pasca-liburan Idul Fitri, Rabu pagi.
