Imbas Krisis Global

9.000 Karyawan Industri Keramik Terancam

VIVAnews - Setelah sektor industri tekstil terkena dampak krisis ekonomi global, kini giliran sektor kimia hilir seperti industri keramik.

Data yang diperoleh VIVAnews dari Departemen Perindustrian, akhir pekan lalu, paling tidak ada tiga perusahaan yang tengah mengalami masalah. Ketiga perusahaan itu PT Mulia Glass, PT Mulia Keramik Indahraya, dan PT Doulton yang melibatkan 9.000 karyawan lebih.

PT Mulia Glass yang memproduksi kaca dengan kapasitas 595 ribu ton per tahun ini, kini mengalami penurunan ekspor 40 hingga 50 persen. Perusahaan ini mempekerjakan 2.400 karyawan. Sedangkan rata-rata nilai ekspor sebelum krisis US$ 72 juta per tahun dengan tujuan ekspor Eropa, Australia, dan Korea.

Namun melemahnya mata uang tujuan ekspor terhadap dolar AS, membuat kenaikan harga jual kaca naik hingga 30 persen, akibat pembayaran transaksi ini menggunakan dolar AS.

Pengusaha hanya bisa berharap, pemerintah bisa memproteksi produsen dalam negeri dengan menaikkan tarif impor produk kaca. Dengan demikian penjualan kaca bisa dialihkan ke pasar lokal.

PT Mulia Keramik Indahraya juga mengalami hal yang sama, namun penurunan ekspor hanya berkisar 10 - 15 persen yang disebabkan melemahnya nilai mata uang tujuan ekspor terhadap dolar AS.

Mulia Keramik saat ini mempekerjakan 4.345 karyawan dengan produksi 58 juta meter persegi. Rata-rata nilai ekpor sebelum krisis US$ 27 juta per tahun, dan tujuan ekpsor Eropa dan Korea.

Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun
Ilustrasi Rapat Dewan Keamanan (DK) PBB

Indonesia Sesalkan Palestina Gagal Jadi Anggota Penuh PBB Karena Veto AS

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyesalkan kegagalan berulang DK PBB dalam mengesahkan resolusi keanggotaan penuh Palestina.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024