Obama Mewarisi Kekacauan Ekonomi

VIVAnews - Barack Obama yang memenangi pemilihan presiden di Amerika Serikat mendapatkan hadiah besar. Dia mewarisi kehancuran kredit perumahan dan krisis finansial terburuk dalam 70 tahun terakhir.

Krisis keuangan telah membuat konsumen dan pengusaha memangkas pengeluaran mereka.  Kondisi keuangan pemerintah juga sudah lampu merah. Bursa saham Wall Street sempat anjlok terburuk. Pengangguran melonjak tajam. Krisis ini pun merembet ke berbagai belahan dunia lainnya.

"Dia akan mewarisi ekonomi yang kini dalam resesi dan itu seperti yang terburuk sebelum kembali membaik," kata kepala ekonom PNC Financial Service Stuart Hoffman seperti dilansir AP.

Pada Rabu 5 November 2008, pemerintah AS mengumumkan perlu mengajukan pinjaman sebesar US$ 550 miliar untuk menyelamatkan lembaga keuangan dari imbas krisis global.

Bahkan pejabat Departemen Keuangan pada Senin lalu memperkirakan pemerintah membutuhkan tambahan pinjaman US$ 386 miliar pada kuartal pertama 2009.

Para pelaku pasar pada Selasa menyambut gembira pemilihan presiden baru. Indeks Dow Jones Industrial mengalami penguatan lebih dari 300 poin. Dow Jones dan indeks saham lainnya naik lebih dari 3 persen.

Ketika hasil pemilihan presiden di Amerika diumumkan, saham-saham di Asia mengalami penguatan. Indeks Nikkei 226 naik 2,9 persen, Indeks Hang Seng naik 6,1 persen, dan indeks Kospi Korsel loncat 5,5 persen.

Kalangan analis menilai para investor berharap ketidakpastian politik di Amerika akan berakhir dengan kemenangan Obama. Mereka berharap presiden baru Amerika ini akan memperbaiki kondisi ekonomi AS. 

Pekan lalu, pemerintah melaporkan bahwa kondisi ekonomi secara keseluruhan melemah. Produk domestik bruto AS menyusut menjadi 0,3 persen pada triwulan ketiga tahun ini. Kalangan ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan keempat akan lebih buruk lagi.

Biasanya Kalem, Ternyata Beby Tsabina Bisa Juga Jadi Anak Motor
Prof Raymond Tjandrawinata.

Prof Raymond Tjandrawinata Raih Top 3 Peneliti Bidang Farmasi di Indonesia

Guru besar dan peneliti di Fakultas Bioteknologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya tersebut, telah menjelajahi dunia sains hingga negeri Paman Sam.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024