VIVAnews - Badan Pusat Statistik memperkirakan ada potensi deflasi pada Desember seiring dengan penurunan harga premium sebesar Rp 500 per liter mulai 1 Desember 2008. Namun, potensi itu hanya mungkin terjadi dengan asumsi harga barang-barang lain tidak mengalami perubahan.
"Jadi, deflasi hanya mungkin terjadi jika harga barang lain tidak berubah," ujar Kepala BPS Rusman Heriawan kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis malam, 6 November 2008. Apalagi, jika harga-harga barang lain masih terus bergerak menurun. "Misalnya, harga minyak goreng yang masih terus menurun sampai hari ini."
Namun, dia mengingatkan kemungkinan buruk lain bahwa deflasi tidak akan terjadi. Sebab, siklus musim tahunan menunjukkan permintaan barang dan jasa umumnya melonjak menjelang Natal dan Tahun Baru. "Misalnya, harga daging sapi atau ayam biasanya naik pada Desember," ujarnya. "Jadi, nanti tinggal dilihat barang apa yang pengaruhnya paling besar terhadap inflasi Desember."
Pemerintah memutuskan untuk menurunkan harga premium Rp 500 per liter menjadi Rp 5.500 per liter mulai 1 Desember. Namun, harga solar dan minyak tanah tidak ikutan turun.
Rusman menunjukkan hitung-hitungan faktor premium terhadap inflasi. Menurut dia, bobot premium terhadap perhitungan inflasi sekitar 4,3 persen. Itu terbesar kedua setelah beras yang memiliki bobot 5 - 6 persen. Artinya, dari total duit Rp 100 yang dibelanjakan, untuk belanja BBM pengaruhnya sekitar 4,3 persen.
Jika harga premium diturunkan Rp 500 atau 8 persen dari Rp 6.000 per liter, menurut Rusman, pengaruh BBM terhadap inflasi sekitar 0,32 persen. Jadi, jika harga barang-barang lain tidak turun, maka ada potensi deflasi sebesar minus 0,32 persen. Karena itu, bagaimana inflasi Desember, dia mengingatkan lagi-lagi tergantung pada barang apa yang sangat berpengaruh pada bulan itu.
Tetapi, kalaupun tidak terjadi deflasi, menurut dia, inflasi Desember kemungkinan besar akan jauh lebih jinak. Artinya, inflasi bulan depan akan relatif rendah dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. "Sebab, pengaruh turunnya harga premium juga sangat besar."
5 Dampak Negatif Gegara Kecanduan Game Online, Bisa Ganggu Fisik dan Mental
Dalam era digital yang semakin maju, game online telah menjadi salah satu bentuk hiburan yang paling populer. Namun, kecanduan game online bisa berdampak negatif.
