Eksekusi Amrozi cs

“Itu Bukan Jihad, Tapi Jahat”

VIVAnews - IMAM Samudra cs. kini terkulai tanpa nyawa. Minggu dinihari, 8 November 2008, nafas mereka dihentikan seregu juru tembak. Toh, kekejian aksi kawanan itu tak pernah bisa mati dalam hidup ratusan korban dan anggota keluarga mereka. Beruntun bom meledak sejak tahun 2000, sekian banyak manusia tak berdosa kehilangan suami, istri, anak, dan sanak saudara. Tenggelam di tengah hiruk-pikuk media menyorot “aksi” gembong teror itu, kami mengangkat suara mereka, para korban, supaya kita tak salah ingatan.

BOM NATAL DI GEREJA ST. YOSEPH, JAKARTA
24 November 2000
Korban: 16 tewas, 96 luka

Bambang Boediono, ayah B. Hendra Putra, korban tewas
"Kalau dilihat dari perbuatannya, saya kira hukuman itu sudah adil. Itu setimpal dengan perbuatan yang mereka lakukan. Kalau dia yang melakukan, tapi tidak menyesali perbuatannya, saya bilang mereka seperti iblis."

Yohanes, adik ipar B. Hendra Putra, korban tewas
"Itu sudah hukumannya. Apa yang mereka perbuat harus dipertanggungjawabkan. Ini sudah adil berdasarkan proses hukum yang berlaku. Namun, jika bicara dendam, keluarga merasa hal ini kurang adil."

Lanny Wijaya, ibu Chandra Wijaya, korban tewas
"Saya yakin, kalau dia tidak mendapat hukuman di bumi, pasti nanti di akhirat akan mendapat balasan yang setimpal dengan perbuatannya. Saya tidak habis pikir, kok ada orang seperti itu, tega membunuh manusia seperti itu."

BOM BALI I
12 Oktober 2002
Korban: 202 tewas, 209 luka

Hayati Eka Laksmi, janda Imawan Sarjono, korban tewas
"Sudah cukup saya menderita, lebih cepat dieksekusi lebih baik. Itu yang kita harapkan. (Jika) dia sudah mati, saya ingin pemerintah memperlihatkan jenazahnya ke hadapan kami, para korban."

Sudana, korban cacat

"Tuntutan eksekusi bukan bentuk aksi balas dendam dari para korban. Kami hanya meminta keadilan."

Tumini, korban cacat

“Itu pertama kalinya saya datang ke diskotek (Paddy’s Club). Akibat bom itu, muka saya rusak akibat luka bakar. Selama setahun saya harus operasi plastik. Anak saya sampai tidak mau ketemu saya, karena malu. Setiap kali saya kasih uang, langsung pergi main. Anak saya nggak pernah di rumah."

Supriyo Laksono, suami Lilis Puspita, korban tewas
"Jengkel rasanya melihat tayangan tentang mereka (Amrozi cs.). Ini kok malah jadi seperti selebritis. Masalahnya, anak-anak kan kasihan. Mereka yang sebelum ini sudah mulai agak stabil, tapi kalau nonton yang mengingatkan (almarhumah ibu mereka)... mereka jadi goyah lagi. Sedih juga saya jadinya. Ini menyangkut perkembangan mental mereka.”

BOM HOTEL MARRIOT, JAKARTA

5 Agustus 2003
Korban: 11 luka, 152 tewas

Didiek Haryono (33), korban cacat
"Kalau memperhatikan hak asasi, kita juga harus memperhatikan hak asasi korban. Bukan hanya mereka para pengebom. Ini bukan karena saya ingin balas dendam, tapi untuk keadilan."

Wahyu Adiartono (43), korban cacat

"Soal maaf atau tidak memaafkan, menurut saya mereka tidak perlu dimaafkan. “

BOM KEDUTAAN AUSTRALIA, JAKARTA
9 September 2004
Korban: 23 tewas, 196 luka

Asep Wahyudi (24), korban cacat

"Itu bukan jihad, tapi jahat."

Deretan Negara Penghasil Ikan Laut Terbesar di Dunia, Posisi Indonesia Membanggakan!
Anggota KKB yang ditangkap Satgas Operasi Damai Cartenz di Distrik Ilaga.

Sosok Matias Gobay, Dalang OPM atas Penembakan Keji Danramil Aradide

Mengetahui Matias Gobay sebagai tokoh utama di balik serangan kejam terhadap Danramil Aradide. Kelompok yang dipimpin olehnya bertanggung jawab atas pembunuhan Letda Inf.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024